Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) telah resmi mengganti merek semen Holcim menjadi Dynamix pada 27 September 2019 silam. Penggantian merek ini setelah SMCB diakuisisi PT Semen Indonesia Tbk (SMGR, anggota indeks Kompas100).
Dengan adanya akuisisi ini, nama Holcim atau Lafarge sebagai merek global yang masih dimiliki oleh Lafarge Holcim Group sudah tidak bisa digunakan lagi oleh Semen Indonesia Group. Meski demikian SMGR masih diberikan tenggat waktu hingga akhir 2019 untuk memakai brand ‘Holcim’.
Baca Juga: Resmi melantai di bursa, ini target Itama Ranoraya (IRRA) setahun ke depan
Pihak SMCB pun terus berupaya memperkenalkan Dynamix sebagai merek pengganti Holcim. Direktur SMCB Agung Wiharto mengatakan,pihaknya terus menggenjot promosi terhadap merek anyar ini.
Promosi secara internal dilakukan dengan memperkenalkan merek Dynamix kepada seluruh pegawai SMCB. Promosi ini juga menyangkut sosialisasi alasan dan latar belakang mengapa merek Holcim diubah menjadi Dynamix.
Dengan adanya pengenalan di lingkup internal ini, Agung berharap, para pegawai SMCB mampu mengenalkan merek Dynamix setidaknya kepada orang terdekat dan lingkungan sekitar.
“Selain itu harapannya pegawai kami dapat ikut menyebarluaskan ini melalui akun-akun sosial media mereka,” ujar Agung kepada Kontan.co.id, Senin (14/10). Lebih lanjut, pihak SMCB juga telah melakukan launching internal yang diikuti oleh seluruh elemen pegawai dan manajemen.
Baca Juga: Bisnis tambang batubara loyo, ini cara ABM Investama (ABMM) untuk mengakalinya
Sementara promosi ke pihak eksternal dilakukan dengan menggelar roadshow ke kota besar. Roadshow ini dilakukan dengan mengundang ratusan pemilik toko dan pedagang ritel. Selain itu, SMCB juga turun langsung untuk menyosialisasikan semen Dynamix kepada distributor dan kontraktor.
Beberapa kota yang telah disambangi SMCB antara lain Bogor, Yogyakarta, dan Surakarta. Ke depan, SMCB berencana menggelar roadshow di kota besar lainnya seperti Jakarta, Tasikmalaya, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, hingga Kupang.
Selain dengan metode promosi langsung ke lapangan. SMCB juga melakukan promosi lewat media-media mainstream seperti memasang iklan di televisi.
Meski demikian, Agung masih enggan membeberkan terkait biaya promosi merek baru ini. “Yang terpenting kami iklankan secara rutin sehingga impact-nya cukup,” sambungnya.
Baca Juga: Indosat (ISAT) jual 3.100 menara ke Mitratel dan Protelindo Rp 6,39 triliun
SMCB pun saat ini tengah berfokus untuk mendistribusikan semen Dynamix ke seluruh Indonesia. Namun menurut Agung untuk saat ini pangsa pasar terbesar masih berpusat di Pulau Jawa. “Karena memang pabrik kami ada di Pulau Jawa seperti di Tuban, Cilacap, dan Narogong (Bogor),” lanjutnya.
Sementara itu, SMCB memutuskan untuk tidak mengganti nama merek semen Andalas. Hal ini karena manajemen menimbang semen Andalas telah memiliki pengaruh yang cukup kuat di pasar lokal.
Untuk diketahui, semen Andalas merupakan semen yang diproduksi PT Solusi Bangun Andalas yang dulunya bernama PT Lafarge Cement Indonesia (LCI). Pergantian nama ini juga tidak lepas dari akuisisi PT Holcim Indonesia oleh SMGR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News