Sumber: CNBC | Editor: Mesti Sinaga
Bursa saham global berkutat dengan masa-masa buruk di awal 2016 ini. The S&P Global Broad Market Index, menjadi alat ukur yang bisa menunjukkan betapa brutal gejolak bursa yang terjadi di hari-hari pertama tahun ini.
The S&P Global Broad Market Index – indikator performa bursa global – menunjukkan , nilai pasar (market value) telah menyusut sebesar US$ 2,23 triliun di tahun ini.
Melelehnya nilai pasar tersebut dipicu anjlokya bursa saham China, terpuruknya harga minyak dan geopolitik yang kian memanas di Timur Tengah dan percobaan nuklir Korea Utara. Kesemuanya telah memicu aksi jual di berbagai belahan dunia.
Akibatnya, indeks di berbagai bursa pun terpuruk. Di Wall Street – Amerika Serikat (AS), indeks S&P 500 melemah selama empat hari pertama di 2016, dengan total penurunan 5%. Sementara Indeks Dow Jones juga anjlok 5%.
Di belahan Benua Biru, Eropa, tepatnya di Jerman, indeks GermanDAX melemah 7%.
Hal lebih buruk dialami indeks Shanghai Composite yang telah karam 15% dalam minggu ini.
Transaksi di bursa saham China pun sampai harus disuspensi dua kali dalam sepekan ini, lantaran indeksnya terpuruk lebih dari 7%.
Kondisi pasar overnight Asia dan data upah non-pertanian (nonfarm payrolls) Amerika Serikat yang akan diumumkan Jumat ini, akan sangat menentukan pergerakan bursa saham di akhir pekan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News