Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan emiten-emiten berkapitalisasi besar punya pengaruh signifikan terhadap indeks. Hal ini lantaran, sepuluh emiten berkapitalisasi besar saja, sudah mewakili 48,9% dari kapitalisasi indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terdiri dari 568 emiten.
Alhasil, kinerja saham emiten besar berperan terhadap pergerakan indeks. Diantaranya yakni PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang menyusut 8,6%, dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menyusut 3,4%,
Kiswoyo Aji Joe, Analis Recapital Asset Management menyatakan pada saham UNVR masih memiliki pola beli sebab harga wajar UNVR pada tahun ini berkisar 65.000. Meski dinilai premium, saham UNVR masih tetap menarik.
“UNVR ini memang PER paling mahal, PBV paling mahal, tapi jangan lupa dia punya keunggulan bahwa ROE diatas 100% selama 5 tahun berturut-turut,” kata Kiswoyo kepada KONTAN, Selasa (27/2)
Selain itu, UNVR juga menjadi market leader pada segmen konsumer dan berhasil menciptakan pasar dalam pasar. Dia menyatakan, sejak awal tahun hingga kuartal I, memang UNVR punya kecenderungan koreksi. Tapi dia memprediksi, ke depan saham UNVR masih bisa naik. “Ini saatnya untuk beli,“ lanjutnya.
Sedangkan untuk TLKM dia menilai, penurunan yang terjadi disebabkan dari adanya kerusakan satelit pada tahun lalu. Saat satelit sudah beroperasi dengan baik, kinerja TLKM pun cenderung membaik. TLKM juga berencana mengganti satelit yang ada. “TLKM bisa naik lagi, karena harga wajar dia 5000-5500,” lanjutnya.
Menurut dia, UNVR dan TLKM berpotensi cukup besar menjadi penggerak pertumbuhan indeks. Pasalnya, saat ini sektor perbankan sudah naik cukup tinggi. Sedangkan kedua saham tersebut belum naik. “Saya kira kelak akan jadi bobotnya IHSG,” lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News