kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

Untung rugi investasi pembiayaan infrastruktur


Selasa, 15 Agustus 2017 / 13:10 WIB
Untung rugi investasi pembiayaan infrastruktur


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Upaya pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur terus berlanjut. Salah satu permasalahan, yakni pendanaan, mulai terpecahkan setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merestui peluncuran tiga produk investasi untuk mendanai proyek infrastruktur. 

Ketiga produk investasi yang mendapat izin efektif tersebut tersebut di antaranya adalah reksadana penyertaan terbatas (RDPT) untuk proyek Bandara Kertajati serta kontrak investasi kolektif (KIK) efek beragun aset (EBA) untuk anak usaha PLN dan Jasa Marga. Total dana yang diincar dari ketiga produk ini sebesar Rp 12,8 triliun. 

Produk pendanaan infrastruktur ini menyerupai dana investasi real estate (DIRE) bagi proyek properti. Bagi Senior Research Analyst Pasar Dana Beben Feri Wibowo, dana investasi infrastruktur bakal lebih menarik. Pasalnya, ini berhubungan langsung dengan proyek pemerintah. "Properti juga masih lesu, emiten berbasis properti sales-nya juga masih di bawah target," kata dia, Senin (14/8).

Namun, saat ini masyarakat lebih familier dengan DIRE properti. Untuk itu, pemerintah perlu mensosialisasikan produk investasi berbasis infrastruktur ini ke masyarakat luas agar produk ini laris. 

Sementara Senior Research & Investment Analyst Infovesta Utama Wawan Hendrayana menyatakan, bila suku bunga sedang turun, maka investasi jangka panjang dalam bentuk properti lebih menarik. Pasalnya, menjanjikan return yang lebih gemuk. 

Selain itu, DIRE properti memiliki risiko lebih rendah. Mengingat, rata-rata pendapatan berasal dari sewa properti, misalnya dengan membeli gedung yang sudah jadi. "Karena ini sewa, maka imbal hasilnya juga terbatas, 8% pun sudah bagus," kata Wawan. 

Sedangkan investasi infrastruktur memakai proyek yang luas, seperti jalan tol, rumahsakit, sekolah, maupun telekomunikasi. "Ini imbal hasilnya menarik, tapi risikonya besar," imbuh Wawan.

Jika proyek mangkrak, fund manager perlu menjalankan perlindungan bagi investor. Selain itu, proyek yang digunakan sebagai aset dasar juga berperan penting dalam menentukan menarik tidaknya produk ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×