kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,20   -6,16   -0.66%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Untuk menjaga integritas pasar modal, peran OJK makin disorot


Selasa, 28 Juli 2020 / 15:57 WIB
Untuk menjaga integritas pasar modal, peran OJK makin disorot
ILUSTRASI. Logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK). KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dinilai masih sangat dominan dalam meningkatkan integritas pasar modal. Terlebih saat pasar modal dililit akibat goreng-goreng saham.

“Ketika orang memanipulasi pasar, ini sama saja dalam satu negara ada TNI-polisi tapi masih ada kejahatan. Ketika orang mau goreng saham, peran otoritas sangat penting di pasar karena kalau dibiarkan seperti bola salju yang besar,” kata pengamat pasar modal Hans Kwee saat Webinar Financial Sector Update di Jakarta, Selasa (28/7).

Baca Juga: Multifinance tidak mengajukan restrukturisasi pendanaan

Sebagai contoh, adalah kebijakan buyback saham tanpa harus RUPS sebagai respons OJK menghadapi tekanan dampak Pandemi Covid-19. Menurutnya, kebijakan ini bagus karena bisa meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Melalui buyback, perusahaan bisa membeli saham dengan harga murah sehingga akan menguntungkan.

"Reformasi kebijakan pasar modal cukup bagus, industri keuangan berkembang, pasar keuangan sekarang terintegrasi. Beberapa reformasi dilakukan seperti kasus-kasus MI. Itu Otoritas berusaha menahan bola salju yang seperti skema ponzi," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi menilai, OJK juga berperan dalam melakukan edukasi dan perlindungan konsumen masyarakat. Hal ini terlihat dari makin inklusifnya akses masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal. 

Dia mengatakan, contoh program OJK bersama BEI dan stakeholder ialah program Yuk Nabung Saham yang diinisiasi sejak 2015. Hal ini bertujuan untuk mengubah mindset dan kebiasaan masyarakat yang masih cenderung menabung (saving society) menjadi investasi (investing society). Program ini tidak hanya digalakkan di kawasan Jawa saja, melainkan menyebar di luar Pulau Jawa.

Baca Juga: Saham Koleksi Asabri dan Jiwasraya Naik Gila-gilaan Pekan Lalu

“Kami memang bersama OJK melakukan akses yang sifatnya inklusif, membuka selebar-lebarnya partisipasi masyarakat misal program Yuk Nabung Saham. Menariknya kami tidak mempertentangkan kuantitas dan kualitasnya, kita ingin berjalan bersama-sama,” ungkapnya.

Selama program tersebut, investor di pasar modal terus mengalami peningkatan. Sebagai contoh, pada 2019 investor di pasar modal meningkat 53% menjadi 2.484.000 investor. Bahkan pandemi Covid-19 tak mempengaruhi pertumbuhan jumlah investor. Hingga 30 Juni 2020, tercatat jumlah investor di pasar modal telah mencapai 2.920.000 investor, naik 18% dibandingkan tahun 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×