Reporter: Ade Jun Firdaus, Anna Suci Perwitasari | Editor: Edy Can
JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) masih mengincar satu perusahaan tambang batubara lagi. Kali ini, target akuisisi anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini berlokasi di dekat tambang batubara Tuah Turangga Agung (TTA). "Proses akuisisi akan selesai tahun ini," ujar Ary Setyawan, Hubungan Investor UNTR.
Ary menjelaskan, perusahaan itu memiliki batubara dengan kalori di atas 6.000 kal. Tambang ini ditaksir mampu memproduksi batubara sekitar 500.000-1 juta ton per tahun. Namun, Ary belum bisa memastikan nilai akuisisi ini. Yang pasti, dana akuisisi akan diambil dari kas internal.
Di semester pertama lalu, UNTR memiliki dana kas Rp 3,1 triliun. Perusahaan ini juga masih menyimpan saldo laba Rp 9,5 triliun. "Akuisisi ini masih bisa dibiayai dari kas internal," imbuh Ary, kemarin (23/8).
Apabila proses akuisisi itu berjalan mulus, berarti di tahun ini, UNTR telah mengakuisisi empat tambang batubara baru. Januari lalu, UNTR telah mencaplok PT Asmin Bara Baronang (ABB) dan PT Asmin Bara Jaan (ABJ). Nilai akuisisi dua perusahaan itu menguras kocek UNTR sekitar US$ 40 juta plus US$ 75 juta.
Kemudian, pada Juli lalu, UNTR kembali mengakuisisi PT Agung Bara Prima (ABP) senilai US$ 15,9 juta. Perusahaan ini memiliki lahan seluas sekitar 1.365 hektare di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Ary menjelaskan, kapasitas produksi tambang ini ditaksir mencapai sekitar 500.000-1 juta ton per tahun.
Produksi tahun 2012
Meski jumlah tambangnya bertambah, sampai akhir tahun ini produksi batubara UNTR masih sekitar 3,2 juta ton. Perinciannya, sekitar 2,5 juta ton berasal dari tambang PT Pamapersada Nusantara (PAMA) dan 700.000 ton dari TTA. Di tahun depan, produksi TTA ditaksir akan meningkat jadi 1,5 juta-1,7 juta ton. Tambang ABP baru akan berproduksi 2012.
Ary menuturkan, kendati aktif melakukan akuisisi tambang batubara baru, UNTR memperkirakan, kontribusi pendapatan dari batubara masih 10%. Pendapatan terbesar masih akan diperoleh dari bisnis kontraktor pertambangan melalui PAMA.
Anak usaha ini merupakan kontraktor utama di sejumlah tambang batubara, seperti PT Adaro Energy Tbk (ADRO. Tahun ini UNTR menyiapkan belanja modal US$ 400 juta untuk meremajakan alat berat PAMA yang sudah uzur.
Terkait penjualan alat berat, hingga Juli lalu, UNTR juga telah melego sebanyak 3.168 unit. Sara K. Loebis, Sekretaris Perusahaan UNTR, menjelaskan, tahun ini perusahaannya menyiapkan belanja modal US$ 25 juta -US$ 30 juta untuk divisi alat berat. Dari seluruh belanja modal tahun ini, yang sudah terpakai sekitar 50%.
Analis Bhakti Securities Reza Nugraha menilai, rencana akuisisi tambang batubara itu belum akan berpengaruh terhadap kinerja UNTR tahun ini. Namun ia melihat, akuisisi ini bakal mendongkrak kontribusi bisnis batubara menjadi 20%.
Reza mengakui, cuaca buruk bakal menghambat kontribusi sektor tambang ke UNTR. Tapi, ia menghitung, harga saham UNTR masih bisa melaju ke Rp 21.000 per saham. Kemarin (23/8), saham UNTR menguat 0,53% jadi Rp 18.800 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News