Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) cukup serius untuk melakukan diversifikasi bisnis di luar segmen pertambangan batubara.
Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis mengatakan, pada tahun 2023 mendatang anak usaha Grup Astra ini dipastikan akan terus mengembangkan bisnis pertambangan mineral atau non batubara. Di samping itu, United Tractors juga bakal lebih fokus lagi menggarap segmen bisnis energi baru terbarukan (EBT).
"Rencana ini merupakan bentuk upaya kami dalam menyeimbangkan portofolio bisnis," katanya, Senin (24/10).
Hanya saja, Sara tidak membeberkan alokasi investasi ataupun target-target rencana diversifikasi bisnis tersebut.
Baca Juga: Perpanjang Periode Buyback, Intip Rekomendasi Saham United Tractors (UNTR) Berikut
Mengutip materi paparan publik September lalu, tiga besar kontributor utama pendapatan bersih United Tractors pada semester I-2022 masih berasal dari segmen bisnis kontraktor pertambangan sebesar Rp 19,96 triliun, pertambangan batubara Rp 18,69 triliun, dan mesin konstruksi Rp 17,43 triliun.
United Tractors sebenarnya telah menjalankan bisnis tambang emas lewat PT Agincourt Resources. Per Agustus 2022, produksi emas Agincourt tercatat turun 16,63% secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi sebanyak 192.474 ounces.
Untuk bisnis EBT, United Tractors melalui anak usahanya PT Energia Prima Nusantara telah berinvestasi pada PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), yang mana perusahaan ini memegang 31,49% saham Arkora.
Saat ini, Arkora mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Mini-hidro (PLTM) Cikopo 2 di Jawa Barat berkapasitas 7,4 megawatt (MW) dan PLTM Tomasa 10 MW di Sulawesi Selatan. Arkora juga sedang membangun PLTM Koro Yaentu berkapasitas 10 MW dan PLTM Kukusan 2 berkapasitas 5,4 MW.
Secara mandiri United Tractors sudah membangun PLTM Kalipelus berkapasitas 0,5 MW di Jawa Tengah. Ada pula PLTM Besai Kemu berkapasitas 7 MW di Lampung yang sedang dalam masa konstruksi dan ditargetkan beroperasi di tahun depan.
Kinerja Alat Berat
Terlepas dari itu, United Tractors tetap berusaha memperkuat lini bisnis utamanya, termasuk alat berat. Emiten ini telah mengerek target penjualan alat berat merek Komatsu menjadi 5.500 unit di tahun 2022, dari sebelumnya sebanyak 4.800 unit.
"Kenaikan proyeksi penjualan alat berat ini karena sudah ada kepastian alokasi suplai produk tersebut dari prinsipal," imbuh Sara.
Selama Januari-Agustus 2022, penjualan alat berat United Tractors meroket 111,06% (YoY) menjadi 3.989 unit. Di periode yang sama, United Tractors menguasai 28% pangsa pasar alat berat nasional. Sebanyak 61% penjualan alat berat United Tractors menyasar ke sektor pertambangan.
Manajemen United Tractors terus berkomunikasi dengan prinsipal untuk memastikan ketersediaan alat berat yang dapat dialokasi ke berbagai sektor industri berdasarkan permintaan yang ada.
Selain itu, United Tractors masih memacu bisnis batubara sepanjang tahun ini. Melalui PT Tuah Turangga Agung, United Tractors telah menjual batubara sebesar 7,30 juta ton per Agustus 2022, atau turun tipis 1,62% (YoY).
Sementara lewat PT Pamapersada Nusantara, United Tractors mencatatkan penurunan produksi batubara 8,51% (YoY) menjadi 72 juta ton per Agustus 2022. Di sisi lain, Pamapersada membukukan kenaikan overburden removal atau pengupasan lapisan tanah 8,74% (YoY) menjadi 607,4 juta bank cubic meter (bcm) sampai Agustus 2022.
Sara menjelaskan, sejauh ini belum ada kontrak baru jasa pertambangan yang diterima oleh Pamapersada. Ketersediaan alat berat yang terbatas juga membuat Pamapersada diprediksi tidak mengalami pertumbuhan kinerja operasional yang signifikan di sisa tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News