kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

United Tractors (UNTR) mengantongi pendapatan Rp 18,3 triliun pada kuartal 1 2020


Senin, 27 April 2020 / 23:20 WIB
United Tractors (UNTR) mengantongi pendapatan Rp 18,3 triliun pada kuartal 1 2020
ILUSTRASI. Pameran Alat Berat ------ Sejumlah alat berat Komatsu milik United Tractors dipajang saat pameran Mining Indonesia 2019 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (18/9). Pameran yang diikuti oleh beberapa pabrikan ini bertujuan untuk memfasilitasi dan mempromos


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yudho Winarto

Baca Juga: Kinerja operasional United Tractors (UNTR) tertekan di kuartal pertama 2020

Selanjutnya, jasa penambangan yang dioperasikan PT Pamapersada Nusantara (PAMA) memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp 8,2 triliun atau turun 14% dari Rp 9,5 triliun pada periode yang sama pada tahun 2019.

PAMA mencatat penurunan volume produksi batubara sebesar 9% dari 30,6 juta ton menjadi 27,9 juta ton dan volume pekerjaan pemindahan tanah atau overburden removal turun 9% dari 234,3 juta bcm menjadi 212,2 juta bcm.

Kemudian, usaha penjualan batubara melalui PT Tuah Turangga Agung (TTA) mencatat kenaikan penjualan sebesar 25% menjadi 3,2 juta ton. Namun demikian, pendapatan unit usaha pertambangan batubara turun 7% menjadi Rp 3,4 triliun dikarenakan penurunan rata-rata harga jual batu bara.

Adapun dari bisnis penambangan emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara berhasil memproduksi sebanyak 95 ribu ons atau turun 9% dibandingkan 104 ribu ons di triwulan pertama tahun 2019.

Baca Juga: Corona jadi bencana nasional, PLTU United Tractors (UNTR) meluncur sesuai jadwal

Pendapatan bersih dari bisnis tambang emas menyumbang sebesar Rp 2,0 triliun. Rata-rata harga jual terealisasi untuk emas adalah US$ 1.448 per ons, ketimbang US$ 1.306 per ons pada periode yang sama tahun 2019.

Segmen Usaha Industri Konstruksi Bidang usaha Industri Konstruksi melalui PT Acset Indonusa Tbk (ACSET) juga mengalami penurunan pendapatan dari Rp 802 miliar menjadi Rp 475 miliar pada kuartal pertama tahun ini.

“Hal ini dikarenakan bertambahnya biaya atas keterlambatan proyek berjalan dan peningkatan biaya keuangan akibat mundurnya penerimaan pembayaran proyek contractor pre-financing (CPF),” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×