kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

United Tractors menggali pundi-pundi tambang emas


Jumat, 10 November 2017 / 07:00 WIB
United Tractors menggali pundi-pundi tambang emas


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - BOGOR. PT United Tractors Tbk (UNTR) memantapkan diversifikasi usaha di bidang pertambangan emas. Ekspansi ini bertujuan memperbesar lini bisnis nonbatubara agar kinerja konsolidasi UNTR tak terlalu terdampak volatilitas harga batubara.

Iwan Hadiantoro, Direktur Keuangan UNTR, mengatakan, saat ini UNTR sudah memiliki konsesi tambang emas lewat PT Sumbawa Jutaraya (SJR) yang diakuisisi pada tahun 2015. Tambang itu kini dalam fase pengembangan dan eksplorasi. Tambang yang berlokasi di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, ini diprediksi akan mulai beroperasi pada awal 2019.

Untuk masuk ke proyek tersebut, UNTR telah merogoh kocek sebesar US$ 50 juta. "Kami masih melakukan eksplorasi lanjutan. Dari delapan blok, baru satu blok yang dieksplorasi," ujar Iwan, Kamis (9/11). UNTR juga tengah menanti izin eksplorasi tujuh blok lainnya dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara.

Ia mengatakan, satu blok pertambangan memiliki kapasitas kandungan sebesar 350.000 ons hingga 400.000 ons. Dengan asumsi produksi selama tujuh tahun, maka per tahun UNTR dapat memproduksi 50.000 ons emas.

UNTR juga sudah menyiapkan processing plant dengan kapasitas mencapai 100.000 ons. Pihaknya sudah memulai pembangunan fasilitas tersebut. Bukan cuma pabrik, namun UNTR juga membangun fasilitas pendukung seperti jalan, dan pelabuhan.

Selain mendorong pendapatan dari bisnis tambang emas, UNTR akan menggenjot bisnis nonbatubara lainnya, Misalnya saja, bisnis coking coal, energi dan pembangkit listrik. Selain itu, UNTR juga melirik bisnis transportasi bus. "Karena peluang di sektor ini masih besar," lanjut dia.

Iwan mengatakan, saat ini kontribusi bisnis nonbatubara sekitar 10% terhadap pendapatan UNTR. Harapannya pada tahun 2020 mendatang, kontribusi bisnis nonbatubara ke pendapatan bisa mencapai 30%.

Saat ini, UNTR menganggarkan belanja modal mencapai US$ 550 juta. Sekitar US$ 450 juta dialokasikan untuk PT Pamapersada Nusantara, yang menjalankan bisnis kontraktor pertambangan.

Bertoni Rio, Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia, menyatakan, pendapatan UNTR bisa meningkat dari diversifikasi ke bisnis tambang emas. Di sisi lain, bisnis alat berat UNTR juga masih terus bertumbuh.

Dia memprediksikan, pendapatan UNTR tahun 2018 bisa mencapai Rp 68 triliun dengan laba bersih Rp 8,6 triliun. Ia menyarankan akumulasi beli UNTR dengan target harga Rp 32.500 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×