kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

United Tractors gali potensi tambang emas


Kamis, 09 November 2017 / 20:54 WIB
United Tractors gali potensi tambang emas


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - BOGOR. Volatilitas harga batubara yang tinggi, membuat PT United Tractors Tbk (UNTR) memperbesar bisnis non-batubara. Emiten yang bergerak di bidang distributor alat berat ini, akan mengembangkan bisnis pertambangan emas, karena dinilai lebih stabil.

Iwan Hadiantoro, Direktur Keuangan UNTR menyatakan, saat ini perusahaan memiliki konsesi tambang emas lewat PT Sumbawa Jutaraya (SJR) yang telah diakuisi pada 2015. Saat ini, masih dalam fase pengembangan dan eksplorasi lebih lanjut. SJR diprediksi akan mulai beroperasi pada awal 2019. Tambang ini berlokasi di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Untuk bisa masuk ke proyek tersebut, UNTR merogoh kocek sebesar US$ 50 juta. "Masih melakukan eksplorasi lanjutan saat ini. Dan dari 8 blok baru 1 blok yang kami eksplorasi. Kami juga sedang menunggu perizinan dari pemerintah untuk blok berikutnya," kata Iwan usai paparan kinerja Astra Group di Cianjur, Bogor, Jawa Barat, Kamis (9/11).

Dari satu blok tersebut, katanya, memiliki kapasitas kandungan sebesar 350.000 onz - 400.000 onz. Dengan asumsi produksi selama tujuh tahun, maka per tahun dapat diproduksi sebanyak 50.000 onz. "Sementara yang lain, kami belum dapat perkirakan cadangan karena masih dilakukan eksplorasi lebih lanjut," katanya.

Terkait dengan izin, UNTR juga tengah mengupayakan izin eksplorasi tujuh blok lainnya dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara. Saat ini, pihaknya tengah menunggu keputusan hasil pengajuan izin tersebut. Iwan berharap bisa mendapatkan izin eksplorasi, dan kemudian bisa menambah potensi tambang pada blok berikutnya.

UNTR juga sudah mennyiapkan processing plant dengan kapasitas mencapai 100.000 onz. Pihaknya sudah memulai pembangunan fasilitas tersebut. Bukan cuma pabrik, namun juga dibangun fasilitas pendukung seperti jalan, dan pelabuhan.

Selain lewat penjualan emas tersebut, UNTR akan menggenjot bisnis non-batubara. Diantaranya dari bisnis coking coal, energi, dan power plant. Selain itu, UNTR juga melirik bisnis on road seperti bus. "Karena peluang di sektor ini masih ada," lanjutnya.

Iwan mengatakan, saat ini kontribusi bisnis non-batubara sekitar 10%. UNTR akan menggenjot sampai tahun 2020, untuk memenuhi target bisnis non-batubara bisa berkontribusi 30%.

Saat ini, UNTR memiliki belanja modal mencapai US$ 550 juta. Sekitar US$ 450 juta dialokasikan kepada PT Pamapersada Nusantara yang menjalankan bisnis kontraktor pertambangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×