kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,22   7,82   0.87%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

United Tractor (UNTR) Turunkan Target Penjualan Alat Berat pada 2024, Ini Alasannya


Sabtu, 06 Januari 2024 / 14:00 WIB
United Tractor (UNTR) Turunkan Target Penjualan Alat Berat pada 2024, Ini Alasannya


Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) memproyeksikan pasar alat berat nasional akan mengalami penurunan pada tahun ini karena dua faktor.

Pertama, penurunan customer spending karena adanya Pemilu 2024 dan kedua karena penurunan harga komoditas, terutama pada sektor pertambangan.

"Mengenai angka, estimasi total market alat berat tahun 2023 adalah 18.000 unit. Sementara, perkiraan di tahun 2024 sekitar 13.000-14.000 unit," kata Corporate Secretary United Tractors, Sara K. Loebis kepada Kontan, Jumat (5/1).

Baca Juga: Pasar Lesu, United Tractor (UNTR) Turunkan Target Penjualan Alat Berat di 2024

Kendati pasar alat berat turun, UNTR memiliki strategi untuk meningkatkan penjualan alat berat di tahun 2024, dengan mengoptimalkan layanan product support guna mendukung kebutuhan customer pemilik alat berat.

"Melalui product support yang unggul, alat berat customer terjamin produktivitas dan efisiensi kerjanya," ucapnya.

Sara menyampaikan, hingga November 2023 penjualan alat berat merek Komatsu mencapai 5.061 unit atau turun dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar 5.457. "Untuk pencapaian secara full year 2023 masih dikonsolidasi," ujarnya.

Sementara, pada 2024, target penjualan Komatsu hanya dipatok berada di level 4.000 unit. Sara menjelaskan, target tersebut dicanangkan karena melihat kondisi pasar alat berat yang menurun.

Baca Juga: United Tractors (UNTR) Menurunkan Target Penjualan Alat Berat Komatsu Tahun Depan

Secara sektoral, sektor pertambangan masih mendominasi penjualan hingga November 2023, di mana sebanyak 63% disumbang sektor tambang. Kemudian, sebanyak 15% datang dari sektor konstruksi, sebanyak 13% berasal dari sektor kehutanan, dan sebanyak 95 dari sektor agribisnis.

"(Tren 2024) diperkirakan masih sama karena umumnya pelaku di sektor tambang memiliki rencana produksi yang lebih pasti," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×