kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.942.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,61%
  • IDX 6.787   -120,00   -1,74%
  • KOMPAS100 980   -16,66   -1,67%
  • LQ45 754   -11,11   -1,45%
  • ISSI 221   -4,23   -1,88%
  • IDX30 391   -6,58   -1,66%
  • IDXHIDIV20 457   -9,06   -1,95%
  • IDX80 110   -1,76   -1,57%
  • IDXV30 113   -1,97   -1,71%
  • IDXQ30 126   -2,46   -1,91%

Uni Eropa Berencana Larang Batubara Rusia, Emiten Batubara Ini Bakal Cuan Besar


Jumat, 08 April 2022 / 14:32 WIB
Uni Eropa Berencana Larang Batubara Rusia, Emiten Batubara Ini Bakal Cuan Besar
ILUSTRASI. Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022). Uni Eropa Berencana Larang Batubara Rusia, Emiten Batubara Ini Bakal Cuan Besar


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pasar batubara dunia masih dipenuhi sentimen, salah satunya datang dari efek perang Rusia-Ukraina. Terbaru, Uni Eropa mengusulkan untuk melarang produk batubara Rusia sebagai bagian dari babak baru sanksi terhadap Negeri Beruang Merah ini.

Rencana sanksi ini menyusul adanya ketidakpastian terkait pengiriman gas dari Rusia ke Uni Eropa, terlebih setelah Rusia menuntut pembeli gasnya untuk membayar dalam mata uang rubel. Tak ayal, pembeli dari Eropa berencana meningkatkan pengiriman batubara dari seluruh dunia.

Analis Mirae Asset Sekuritas Juan Harahap menilai, rencana ini dapat memberi manfaat bagi Australia dan Indonesia. Sebab, konsumen batubara Eropa kemungkinan besar akan mencari importir alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.

Asosiasi pertambangan batubara Indonesia (APBI) juga menyatakan bahwa para penambang di Indonesia telah didekati oleh beberapa calon pembeli dari negara-negara Eropa antara lain dari Italia, Spanyol, Polandia, dan Jerman untuk menggantikan pasokan dari Rusia.

Baca Juga: Harga Minyak Dibuka Naik Tipis, Tapi Masih Dalam Tren Turun

Perlu dicatat bahwa Eropa masih sangat bergantung pada Rusia untuk memenuhi kebutuhan batubaranya. Pada 2021, Rusia menyumbang 5% dari pasokan batubara termal global, dan menyumbang 70% dari kebutuhan batubara Eropa.

Patut dicatat, Jepang juga telah mengambil langkah untuk menangguhkan pengiriman batubara baru dari Rusia untuk pengguna akhir (end users). Sebagai gambaran, pada 2021 Rusia merupakan pemasok batubara terbesar ketiga untuk Jepang setelah Australia dan Indonesia, dimana Rusia memasok 10% dari total impor batubara Jepang.

“Kami meyakini serangkaian larangan impor batubara Rusia akan menguntungkan bagi industri batubara Indonesia secara umum, karena kami memperkirakan berkurangnya pasokan untuk batubara ekspor (seaborne) akan membuat batubara global tetap berada pada harga yang menguntungkan,” tulis Juan dalam riset, Kamis (7/4).

Juan juga melihat terbatasnya pasokan batubara akan bertahan di sisa tahun ini. Sebab, Indonesia dan Australia sebagai eksportir batubara utama dunia diperkirakan telah mencapai batas produksi mereka. Kemungkinan tingkat produksi tidak akan memenuhi permintaan tambahan yang dibutuhkan pembeli dari Eropa.

Baca Juga: Pelita Samudera (PSSI) Yakin Bisa Kejar Pertumbuhan Laba Sekitar 10% Tahun Ini

Harga batubara yang solid saat ini dinilai akan menguntungkan perusahaan dengan eksposur ekspor yang tinggi, dimana harga rata-rata saat ini melebihi harga jual domestik yang ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan peraturan domestic market obligation (DMO).




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×