Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Ini adalah hari terakhir kami terbit sebelum libur Lebaran. Pada edisi 26 Juli 2014 kami memiliki sejumlah berita pada halaman 4 rubrik Rekomendasi. Berita besar kami mengenai profil emiten, PT Sitara Propertindo Tbk (TARA). TARA baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Emiten properti ini baru saja menerbitkan saham baru lewat penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) sebanyak 4 miliar saham baru setara 39,96% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Harga IPO di Rp 106 per saham. Sehingga TARA mengantongi dana hasil IPO Rp 424 miliar.
TARA akan menggunakan 63,51% dana hasil IPO untuk tambahan setoran modal di beberapa anak usaha. Diantaranya, 15,81% untuk PT Raffles Griya Perkasa, 15,81% untuk PT Raffles Graha Persada dan 2,43% untuk PT Raffles Niaga Kencana. Dana hasil IPO nantinya akan digunakan anak usaha TARA untuk mengakuisisi 200 ha lahan baru di sekitar Jakarta.Sampai saat ini, TARA masih memiliki cadangan lahan atau landbank 200 ha. Sisa dana IPO, akan digunakan TARA untuk membayar utang.
Berita kedua yang ulas adalah kinerja emiten konsumer selama semester I tahun ini tumbuh tipis. Laba bersih PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) cuma naik 0,7% menjadi Rp 2,84 triliun, dibandingkan sebelumnya Rp 2,82 triliun. Laba per saham UNVR naik menjadi Rp 373 dari Rp 370 per saham.
Padahal, penjualan UNVR masih naik 13,93% menjadi Rp 17,58 triliun secara year-on-year (yoy). Ini karena ongkos bahan baku makin mahal, apalagi dengan adanya tekanan dari depresiasi rupiah.
Berita ketiga pada halaman yang sama kami memiliki berita emiten PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA). Emiten ini baru saja mendapat pinjaman baru senilai US$ 50 juta. Dana tersebut untuk memenuhi kebutuhan dana membangun pabrik ammonia anak usahanya, PT Panca Amara Utama (PAU). Pinjaman itu dikenakan bunga 5% per tahun. Sementara tenor pinjaman selama 36 bulan sejak tanggal perjanjian pada 18 Juli 2014.
Berita keempat yang kami ulas adalah berita tentang saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) yang masih mampu membukukan kenaikan kinerja. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan semester I-2014, LPKR membukukan pendapatan Rp 4,11 triliun. Angka ini naik 34% secara yoy. Sementara laba bersih LPKR semester I masih bisa naik 23% menjadi Rp 672,91 miliar.
Berita terakhir yang kami miliki pada halaman empat adalah, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG). Laba bersih ENRG tercatat US$ 27,29 juta di semester I 2014. Angka ini naik 127,19% secara yoy. Kenaikan laba ditopang oleh performa penjualan yang membaik dan efisiensi. Di paruh pertama 2014, ENRG meraup penjualan US$ 413,38 juta, naik 10,36% secara yoy. Kenaikan kinerja ini akibat, jumlah produksi minyak dan gas ENRG yang meningkat serta harga jual rata-rata yang terdongkrak. ENRG juga giat memangkas utang sehingga beban keuangan ENRG menyusut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News