Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SHANGHAI. Bursa China merupakan bursa dengan performa terburuk di emerging market pada tahun ini. Kendati demikian, UBS AG memprediksi, bursa Negeri Panda ini akan melompat 20% pada akhir tahun mendatang.
Menurut Chen Li, head of China equity strategy UBS, setidaknya bank sentral China akan kembali memangkas suku bunga acuan sebanyak satu kali lagi pada kuartal tiga. Hal itu akan membantu Shanghai Composite Index rebound dari penurunan 13% sejak awal Maret lalu.
Chen UBS merekomendasikan investor untuk membeli saham-saham produsen mesin dan pengembang properti atas prospek perekonomian yang positif. "Pertumbuhan ekonomi China akan menyentuh dasar pada kuartal tiga. Kami memprediksi kenaikan sekitar 15%-20% bagi pasar saham," jelas Chen.
Pendapat berbeda diungkapkan oleh Chen Ruiming, equity strategist Haitong Securities. Dia meramal, Shanghai Composite China akan jatuh di bawah level 2.000 tahun ini. Alasannya, penurunan tingkat ekspor serta kebijakan pemerintah memangkas harga properti memukul industri. Prediksi tersebut setara dengan 6% lebih penurunan dari level penutupan 3 Agustus lalu di posisi 2.132,80.
"Kami sangat berhati-hati pada kondisi pasar saat ini dan tidak akan melakukan investasi terlalu banyak tahun ini. Model pertumbuhan China yang bertumpu pada ekspor dan properti memiliki perubahan yang besar. Saya tidak melihat perekonomian China sudah menyentuh dasarnya tahun ini," jelas Haitong.
Adanya perbedaan pendapat antara dua analis dari sekuritas besar ini menggarisbawahi besarnya tantangan yang dihadapi China dalam meyakinkan investor bahwa kebijakan yang ditetapkan mampu menghambat perlambatan ekonominya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News