kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45904,63   12,04   1.35%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Turun hampir 3%, harga emas berbalik arah kembali ke level US$ 1.500


Selasa, 17 Maret 2020 / 21:46 WIB
Turun hampir 3%, harga emas berbalik arah kembali ke level US$ 1.500
ILUSTRASI. Petugas memperlihatkan emas logam mulia di Jakarta, Kamis (12/3).


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Harga emas hari ini kembali ke level US$ 1.500 per ons troi, pasca jatuh hampir 3% karena kekhawatiran atas korban ekonomi global akibat virus corona baru yang menyebar cepat. 

Kecemasan ini mendorong investor untuk membuang sebagian besar aset dan menimbun uang tunai. Dan, emas tampaknya menjadi aset utama bagi investor untuk melikuidasi posisi.

"Uang tunai dan obligasi adalah raja saat ini. Ini hanya tempat di mana investor melihat nilai dalam hal apa yang mereka pegang," kata Analis Oanda Craig Erlam kepada Reuters.

"Investor membenci ketidakpastian, tetapi saat ini, kami menavigasi sepenuhnya buta. Jadi, itu sebabnya kami melihat begitu banyak kepanikan dan keresahan di pasar," ujar dia.

Baca Juga: Harga emas turun hampir 2%, investor memilih menyimpan uang tunai

Harga emas hari ini di pasar spot turun 2,6% menjadi US$ 1.475,26 per ons troi pada pukul 19.00 WIB, setelah merosot sedalam 5,1% pada Senin (16/3) ke level terendah sejak November 2019. 

Tapi, pukul 21.30 WIB, harga emas berbalik arah, naik tips 0,07% ke posisi US$ 1.515,22 per ons troi. Sedang emas berjangka AS mendaki 1,06% jadi US$ 1.502,30 per ons troi.

Bursa saham Eropa gagal rebound, mengikuti aksi jual tajam di sesi sebelumnya yang dipicu oleh kepanikan terhadap virus corona serta dampaknya terhadap bisnis dan ekonomi.

Dolar AS naik lebih dari 1% terhadap rival, membuat harga emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Baca Juga: Waduh, harga emas Antam hari ini anjlok Rp 18.000 menjadi Rp 801.000 per gram

Pandemi virus corona telah menewaskan lebih dari 7.000 dan menginfeksi lebih dari 182.260 orang di seluruh dunia, memaksa negara serta  bank sentral utama untuk meningkatkan langkah-langkah untuk melindungi ekonomi mereka dari wabah.

"Kami percaya, faktor baru utama bisa membebani harga emas: harga minyak yang turun tajam dan resesi ekonomi yang semakin meningkat dapat memicu kekhawatiran di kalangan pelaku pasar guncangan deflasi. Itu akan berakibat fatal bagi emas," kata Analis Commerzbank dalam sebuah catatan yang Reuters lansir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×