Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satu lagi emiten kena suspend Bursa Efek Indonesia (BEI) akibat penurunan harga kumulatif yang signifikan. BEI akan menyetop perdagangan saham PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) pada hari ini.
"Dalam rangka cooling down, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham Pelat Timah Nusantara (NIKL) pada perdagangan tanggal 13 Desember 2019," ungkap BEI dalam pengumuman bursa, Kamis (12/12).
Penghentian sementara perdagangan saham NIKL dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai. Suspend ini bertujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada di setiap pengambilan keputusan investasi di saham NIKL.
Baca Juga: Pelat Timah Nusantara (NIKL) harapkan indikator makro ekonomi kuatkan kinerja di 2020
BEI telah mencermati perkembangan pola transaksi saham NIKL akibat pergerakan yang di luar kebiasaan alias unusual market activity (UMA). Saham ini masuk kategori UMA sejak 9 Desember atau awal pekan ini.
Kamis (12/12), harga saham NIKL turun 7,92% ke Rp 302. Ini adalah harga terendah saham NIKL sejak 13 Juni 2016 atau lebih dari tiga tahun terakhir.
Harga saham NIKL turun dalam delapan hari perdagangan berturut-turut sejak Selasa (3/12) pekan lalu. Dalam delapan hari perdagangan, saham NIKL mengakumulasi penurunan 53,89%.
Baca Juga: Pelat Timah Nusantara (NIKL) bukukan laba US$ 1,84 juta pada kuartal III 2019
Di tengah penurunan harga, volume transaksi saham NIKL justru melambung tinggi. Berdasarkan data Bloomberg, volume transaksi saham Pelat Timah mencapai 23,72 juta saham kemarin, Sejak 29 November, volume transaksi harian saham NIKL sudah melonjak ke sekitar jutaan saham. Padahal volume transaksi saham NIKL dalam dua bulan sebelumnya hanya mencapai ratusan ribu saham.
Sekadar informasi, emiten yang bergerak di industri baja lembaran lapis timah alias tinplate ini mencatat pendapatan US$ 123,79 juta pada sembilan bulan pertama tahun ini. Meski pendapatan hanya naik tipis dari US$ 123,46 juta pada periode yang sama tahun lalu, NIKL bisa mencetak laba US$ 1,84 juta. Pada Januari-September tahun lalu, NIKL masih merugi US$ 3,16 juta, terutama akibat kerugian selisih kurs bersih sebesar US$ 3,44 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News