Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Harga minyak mentah Brent melanjutkan penguatan ke level tertinggi dalam 26 bulan terakhir. Rally ini didukung oleh sentimen dari Turki yang mengancam bakal memotong aliran minyak mentah dari Kurdistan, Irak ke pasokan global.
Selasa (26/9), harga minyak Brent London untuk kontrak pengiriman November, naik 46 sen dan berada di US$ 59,48 per barel. Sebelumnya, harga ini sempat menyentuh level US$ 59,49 tertinggi sejak Juli 2015.
Kenaikan harga minyak Brent terjadi dalam lima hari berturut. Harga minyak melonjak saat anggota negara OPEC dan non OPEC mengkonfirmasi bahwa keseimbangan pasar tengah berlangsung di tengah permintaan minyak yang terus menguat.
Sentimen tambahan juga berasal dari ancaman Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin (25/9) lalu yang mengatakan akan memotong pipa yang mengirimkan minyak dari Irak bagian utara ke dunia. Hal ini memberikan tekanan pada area otonomi Kurdis yang menginginkan referendum. Pipeline ke pelabuhan Ceyhan, Turki tersebut biasanya memasok 500.000-600.000 barel per hari.
Tomomichi Akuta, ekonomis senior di Mitsubishi UFJ Research and Consulting di Tokyo mengatakan harga minyak Brent dapat menembus US$ 60 per barel bila pengetatan terus terjadi. "Kesepakatan produser untuk menahan output serta berita mengenai respon Turki pada referendum telah membantu harga minyak," jelas Tomomichi sesuai kutipan dari Reuters.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News