kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tunggu suku bunga dipangkas lagi, indeks IDMA bakal kembali naik


Selasa, 03 Maret 2020 / 23:15 WIB
Tunggu suku bunga dipangkas lagi, indeks IDMA bakal kembali naik
ILUSTRASI. Petugas memantau grafik pergerakan penjualan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Dealing Room Divisi Tresuri BNI, Jakarta, Jumat (27/9/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 33,45 poin atau 0,54% ke 6.196,89. ANTARA FOTO/Muhammad Adim


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Inter Dealer Market Association (IDMA) berpotensi untuk kembali naik jika Bank Indonesia (BI) melakukan pemangkasan suku bunga acuannya kembali. Mengingat, akhir-akhir ini indeks tengah berada di level terendahnya dalam tujuh bulan terakhir.

Sebagai informasi, mengutip Bloomberg pada perdagangan Senin (2/3) indeks IDMA tercatat berada di level 99, turun dari level sebelumnya yakni 99,39 per Jumat (28/2).

Penurunan tersebut sekaligus jadi yang terendah dalam tujuh bulan terakhir dan mencerminkan harga SUN sudah jatuh ke level terendah selama periode tersebut.

Baca Juga: Indeks IDMA kembali sentuh level terendah

Head of Fixed Income Bank BNI Edy Pramono mengungkapkan, penurunan indeks sejalan dengan yield SUN tenor 10 tahun yang sempat bergerak naik ke level 6,93% di awal Maret 2020, dari level terendahnya tahun ini di pertengahan Februari yakni 6,50%.

Hal tersebut lebih disebabkan adanya tekanan eksternal terutama penyebaran wabah virus corona secara global.

"Ke depan, kami memperkirakan tekanan eksternal masih menjadi faktor risiko utama bagi pasar surat utang Indonesia," jelas Edy kepada Kontan.co.id, Selasa (3/3).

Meskipun begitu, respon cepat bank sentral global dan juga dukungan yang kuat dari BI dalam menjaga stabilitas pasar keuangan, dinilai Edy berhasil memberikan optimisme. Untuk itu, ke depan pasar berpotensi menguat kembali dengan cepat apabila ketidakpastian global terkait virus Corona mereda.

Apalagi, Meskipun investor asing terus mencatatkan net sell di mana per jumlahnya berkisar hingga Rp 13,7 triliun, namun Edy menilai pasar SUN masih cukup menarik.

Hal ini tercermin dari minat Lelang SUN pada Selasa (3/3) yang terbilang masih tinggi dengan penawaran masuk hingga Rp 78,4 triliun dari target Pemerintah Rp 15 triliun.

"Katalis positif lainnya juga datang dari kemungkinan besar dilakukannya pemangkasan suku bunga acuan The Fed dan beberapa bank sentral lainnya dalam rangka antisipasi dampak ekonomi akibat Corona," jelasnya.

Baca Juga: Indeks obligasi kembali cetak rekor

Harapannya, lewat upaya pelonggaran moneter bank sentral tersebut bakal membuat yield SUN lebih menarik dan menjadi peluang bagi investor untuk kembali masuk ke pasar surat utang Indonesia.

Sejalan dengan ekspektasi pelaku pasar bahwa beberapa bank sentral akan melakukan cut rate pada di Maret ini, Edy memperkirakan Indeks IDMA akan meningkat kembali.

"Apabila bank sentral melakukan cut rate sebesar 25bps, indeks diproyeksi naik 200-300 bps ke level 101-102," ujarnya.

Adapun berkaca dari pola pemulihan paska virus sebelumnya (SARS, MERS) berkisar 6 bulan, dia memprediksi yield SUN 10 tahun berkisar 6,2% hingga 6,5%, sedangkan yield SUN 5 tahun berada di kisaran 5,5% hingga 5,7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×