Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah yang belum stabil serta kecenderungan investor asing keluar dari pasar obligasi menyebabkan indeks Inter Dealer Market Association (IDMA) turun.
Mengutip Bloomberg, Kamis (24/5) indeks IDMA menyentuh level terendahnya sejak Maret 2016 di posisi 96,56. Sementara, Jumat (25/5) indeks IDMA naik 0,58 di 97,12.
Penurunan indeks IDMA masih terjadi meski lelang Surat Utang Negara (SUN) Selasa (22/5) sukses mendapat kelebihan penawaran masuk hingga mencapai Rp 31,48 triliun.
I Made Adi Saputra Analis Fixed Income MNC Sekuritas mengatakan pergerekan rupiah yang cenderung melemah dan masih belum stabil berimbas pada pasar SUN.
Belum stabilnya pergerakan rupiah membuat investor asing juga hengkang dari pasar obligasi. Komposisi investor asing dominan pada pasar SUN.
Keluarnya investor asing tentu membuat indeks turun, harga obligasi pun semakin murah. "Sentimen utama tetap rupiah yang melemah diikuti aksi jual investor asing," kata Made, Jumat (25/5).
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR) hingga Kamis (24/5) asing tercatat keluar Rp 17 triliun. Kini kepemilikan asing di pasar obligasi Indonesia mencapai Rp 829 triliun.
Meski lelang SUN berlangsung sukses nyatanya lelang tersebut belum bisa membuat pasar obligasi bernapas lega.
"Penawaran yang masuk dalam lelang SUN tinggi, yield yang dimenangkan juga cukup tinggi, tetapi di sisi lain rupiah masih belum cukup stabil sehingga indeks IDMA menurun," kata Made. Lelang pekan lalu banyak dimanfaatkan investor untuk dapat yield tinggi.
Senada, Fund Manager Capital Asset Management Desmon Silitonga mengatakan lelang SUN kemarin berlangsung ramai karena banyak investor yang memanfaatkan lelang tersebut untuk mendapatkan harga rendah.
Di satu sisi faktor nilai tukar yang belum stabil karena rencana kenaikan suku bunga The Fed masih kental mempengaruhi indeks IDMA bergerak turun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News