kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.889   41,00   0,26%
  • IDX 7.204   63,03   0,88%
  • KOMPAS100 1.106   10,86   0,99%
  • LQ45 878   11,63   1,34%
  • ISSI 221   0,93   0,42%
  • IDX30 449   6,38   1,44%
  • IDXHIDIV20 540   5,74   1,07%
  • IDX80 127   1,43   1,14%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,74   1,18%

Tunggu hasil rapat bank sentral, ini strategi trading yang bisa dilakukan investor


Minggu, 16 Juni 2019 / 14:06 WIB
Tunggu hasil rapat bank sentral, ini strategi trading yang bisa dilakukan investor


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. The Federal Reserve (The Fed) dan Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) akan menyelenggarakan rapat pada pekan depan untuk menentukan kebijakan arah  suku bunga. Biasanya investor cenderung wait and see menunggu hasil rapat tersebut. 

Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan,  strategi yang bisa dilakukan untuk saat ini adalah trading dan hindari menyimpan saham dalam waktu yang lama untuk sektor saham yang sensitif dengan perubahan suku bunga. “Sektor perbankan dan konstruksi akan tetap menjadi pilihan,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (14/6).

Sukarno menyarankan jika sudah mulai terbaca arah suku bunga akan dipangkas, investor bisa memasukkan sektor properti menjadi watchlist.

Sukarno juga merekomendasi investor melakukan trading buy. Gunakan momentum teknikal untuk masuk kembali ke pasar. Namun karena saat ini indeks sudah naik di kisaran 7% dari penurunan di level terendah tahun ini, investor harus wait and see untuk mengantisipasi profit taking.

Chief of Executive (CEO) Avere Investama Teguh Hidayat menambahkan di saat menunggu kepastian hasil rapat bank sentral, investor lebih baik mencermati sektor yang berhubungan dengan sektor information and communication technologies (ICT).

“Emiten yang memanfaatkan ICT dan gencarnya perkembangan industri 4.0 untuk menjual perangkat atau produknya terbukti memberikan potensi yang baik untuk bisnis ke depan,” ujarnya.

Ambil contoh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Pada kuartal I 2019, TLKM mencatatkan kinerja cemerlang. Pendapatan dari bisnis digital (connectivity broadband dan layanan digital) mencapai  Rp 23,83 triliun. Angka ini berkontribusi 68,4% terhadap total pendapatan perusahaan.

Pendapatan TLKM sendiri tumbuh 7,7% year on year (yoy) menjadi Rp 34,84 triliun di periode tersebut. Adapun laba bersih juga naik 8,4% yoy menjadi Rp 6,22 triliun.

Sektor perbankan yang juga memanfaatkan teknologi 4.0 dengan menggunakan e-banking, e-money dan produk lainnya untuk mempermudah nasabah bertransaksi, juga bisa dilirik. “Namun investor harus menunggu sahamnya terkoreksi karena harganya sudah cukup tinggi,” kata Teguh.

Setali tiga uang, analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama merekomendasikan investor mencermati saham-saham di sektor telekomunikasi sepert TLKM, konstruksi seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan perbankan seperti Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

Nafan merekomendasikan hold TLKM di rentang Rp 3.500 – Rp 3.520 per saham. Kemudian WIKA take profit at market price di rentang Rp 1.640- Rp 1.650 per saham. Adapun BBTN direkomendaskan hold dengan target harga Rp 2.230 – Rp 2.250.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×