kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Triputra Agro Persada (TAPG) Siapkan Sejumlah Strategi Hadapi La Nina


Selasa, 19 Maret 2024 / 19:19 WIB
Triputra Agro Persada (TAPG) Siapkan Sejumlah Strategi Hadapi La Nina
ILUSTRASI. Perkuat kinerja, Triputra Agro Persada (TAPG) resmikan pabrik kelapa sawit baru di Kalimantan Tengah


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi sawit di tahun ini masih dipengaruhi efek El Nino atau musim panas berkepanjangan yang terjadi pada tahun lalu. Fenomena ini dinilai dapat menurunkan produksi sawit, baik untuk tandan buah segar (TBS) maupun Crude Palm Oil (CPO).

Corporate Secretary PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) Joni Tjeng mengatakan, pihaknya memperkirakan rata-rata iklim akan menuju netral di tahun 2024. Meskipun begitu, TAPG menyiapkan sejumlah strategi untuk meminimalisir dampak dari El Nino.

"Strategi kami untuk meminimalisir  yaitu melalui optimalisasi pemupukan, dan hasilnya cukup baik di mana hingga Februari 2024 produksi masih lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya," kata Joni kepada Kontan.co.id, Selasa (19/3).

Sementara pada tahun ini, Triputra Agro Persada masih tetap berfokus pada peningkatan produktivitas, mengingat umur tanaman yang sedang pada masa puncak.

Baca Juga: Ekspansi Bisnis, Caturkarda Depo (DEPO) Siapkan Capex Rp 260 Miliar Tahun Ini

Nah, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga memprediksi fenomena La Nina atau hujan ekstrem akan terjadi di semester II tahun ini. 

Menanggapi hal tersebut, TAPG akan fokus pada optimalisasi infrastruktur khususnya jalan untuk mengoptimalkan pengiriman sepanjang tahun 2024. 

"Infrastruktur yang baik tentu akan menjaga delivery perseroan pada saat kondisi yang ekstrem," kata Joni.

Joni bilang, di kuartal I-2024 memang terjadi perlambatan produksi yang mengikuti siklus tahunan, akan tetapi TAPG tetap fokus mendorong produktivitas melalui optimalisasi pemupukan sehingga meskipun terjadi perlambatan.

Adapun produksi hingga Februari 2024 tercatat masih lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. TAPG juga melihat perlambatan produksi di kuartal I-2024 merupakan hal yang wajar.

TAPG melihat tren produksi CPO sudah kembali normal seperti misalnya di tahun lalu, di mana produksi semester I berada di sekitar 45% dan semester II lebih tinggi di 55% dari total produksi.

Triputra Agro Persada mencatatkan penurunan kinerja di tahun 2023. Laba bersih TAPG sebesar Rp 1,60 triliun di tahun 2023. Angka ini turun 46,05% secara tahunan, dari yang sebelumnya sebesar Rp 2,98 triliun di tahun 2022.

Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) Targetkan Divestasi Tol Trans Jawa pada Semester I 2024

Pendapatan usaha TAPG juga turun 10,91% secara tahunan menjadi Rp 8,32 triliun di tahun lalu. Per akhir 2022, pendapatan usaha TAPG tercatat sebesar Rp 9,34 triliun.

Jika dirinci, penjualan produk kelapa sawit sebesar Rp 8,30 triliun, turun dari Rp 9,31 triliun sepanjang tahun 2022. Sementara, penjualan produk karet sebesar Rp23,29 miliar di tahun 2023, turun dari tahun sebelumnya Rp 26,19 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×