Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Dua distributor telepon seluler nasional bersinergi. PT Trikomsel Oke Tbk resmi menjadi pengendali PT Global Teleshop Tbk. Trikomsel telah mengakusisi 800 juta saham Global Teleshop senilai total Rp 910,11 miliar.
Aksi korporasi tersebut ditandai dengan crossing saham di Bursa Efek Indonesia oleh PT Equator Securities dan PT Lautandhana Securindo, pada Jumat (13/7).
Setelah akuisisi, "Trikomsel menjadi pemegang saham utama Global Teleshop dengan kepemilikan 72% dari total modal disetor dan ditempatkan Global Teleshop," kata Corporate Secretary Trikomsel Juliana Samudro dalam keterangan resminya, kemarin.
Untuk mendanai akuisisi itu, Trikomsel sebelumnya menggelar penawaran umum terbatas atau rights issue. Dari aksi itu, Trikomsel meraup dana senilai Rp 1,07 triliun.
Seusai akuisisi, Trikomsel langsung menggebrak. Distributor yang mengusung gerai OkeShop ini anak memperkuat posisinya sebagai distributor ponsel terbesar di Indonesia.
Trikomsel ingin memperluas portofolio produk secara vertikal, dengan memasarkan produk ponsel berbagai kelas, mulai dari low end hingga high end. "Kami juga menargetkan bisa memperbesar pangsa pasar Trikomsel," ujar Juliana, tanpa menyebutkan secara rinci besaran target yang ingin dicapai.
Berbeda dengan OkeShop yang menyasar berbagai lapisan masyarakat, Trikomsel ingin memperkuat persepsi merek (brand perception) Global Teleshop sebagai distributor ponsel yang memasarkan produk menengah ke atas dengan aneka varian ponsel cerdas.
Dengan akusisi ini, manajemen Trikomsel ingin pertumbuhan kinerja keuangan di 2011 berlanjut pada tahun ini. Hingga akhir 2011, Trikomsel mencatatkan pendapatan bersih senilai Rp 7,11 triliun. Sedangkan pendapatan Global Teleshop pada 2011 senilai Rp 1,86 triliun. Yang pasti, Trikomsel dan Global tak terjerat ketentuan chain listing alias pencatatan berantai. Sebab, pendapatan Global tak lebih dari 50% terhadap pendapatan konsolidasi Trikomsel.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo berpendapat akusisi Global Teleshop oleh Trikomsel membawa sentimen positif bagi pergerakan saham Trikomsel.
"Biasanya harga saham yang mengakusisi turun setelah akusisi, namun untuk Trikomsel justru naik," ujar Satrio. Harga saham emiten berkode TRIO itu, kemarin, ditutup menanjak 3,45% menjadi Rp 900 per saham.
Satrio memprediksi harga saham TRIO dan Global Teleshop (GLOB) berpotensi naik setelah akusisi. Namun, investor sebaiknya lebih mengamati saham Global dibandingkan Trikomsel. Dia memerkirakan harga saham Global berpeluang naik lebih tinggi ketimbang Trikomsel.
"Jika induk perusahaan dan anak perusahaan sama-sama listing di bursa, maka investor bisa lebih melihat saham anak usahanya, atau Global Teleshop. Karena anak usaha cenderung lebih bersemangat menghasilkan laba sehingga harga saham juga bergerak naik," tutur Satrio.
Tapi dia mengingatkan pergerakan harga saham kedua emiten kurang menarik setelah pelepasan saham perdana atau IPO. Kenaikan harga sahamnya tidak akan terlalu tinggi. "Terutama TRIO. Kalau investor ingin trading, lebih baik diperhatikan fundamentalnya terlebih dahulu," Satrio menyarankan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News