Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren surplus neraca perdagangan Indonesia di tahun 2023 diperkirakan masih akan berlanjut.
Namun, Indonesia tetap harus mengantisipasi adanya penurunan permintaan dari sejumlah negara tujuan ekspor akibat melemahnya pertumbuhan ekonomi global.
Hal itu pun akan mempengaruhi kinerja emiten pelabuhan di sepanjang tahun ini.
Direktur Utama PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) Shanti Puruhita mengatakan, jika penurunan permintaan terjadi, hal itu akan berdampak pada perubahan trafik pada beberapa pelabuhan yang kami layani.
Namun, Shanti mengatakan, pihaknya optimistis permintaan dapat mempertahankan kinerja positif di tahun 2023, mengingat pelayanan JAI tidak hanya melayani satu jenis pelabuhan tertentu.
Baca Juga: Investasi 2 Kapal Baru, Jasa Armada (IPCM) Siapkan Dana Rp 140 Miliar
IPCM melayani beragam jenis pelabuhan, di antaranya pelabuhan umum, Tersus (Terminal Khusus), STS (Ship to ship), dan TUKS (Terminal Untuk Kepentingan Sendiri).
Pelabuhan-pelabuhan tersebut mungkin ada yang tidak terdampak pada kondisi penurunan ekspor tersebut, karena kapal yang dilayani biasanya terdiri dari muatan yang beragam.
“Namun, tentunya kami tetap berharap kondisi positif makro ekonomi di semester I 2023 ini dapat terus berlanjut,” paparnya.
Seiring dengan tren pertumbuhan pendapatan IPCM yang terjadi sepanjang 3 tahun terakhir, IPCM optimistis untuk bisa meningkatkan kinerja keuangan di tahun 2023.
Meskipun tidak menyebutkan angka pasti, Shanti memaparkan sejumlah strategi IPCM untuk mengerek kinerja perusahaan di tahun 2023.
Selain menambah investasi armada, IPCC memasang strategi untuk ekspansi pasar pelayanan pandu dan tunda kapal di pelabuhan umum serta TUKS di sejumlah wilayah Indonesia.