Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli
Akibatnya BBRI catatkan kenaikan NPL dari segmen mikro sebesar 3% pada kuartal I-2020. Padahal pada periode yang sama tahun lalu jumlahnya hanya 2,42%. Hal ini berujung pada naiknya NPL coverage ratio BBRI hingga 223,6%.
Arief menyebut dengan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan menjadi katalis positif bagi BBRI. Ke depan, Arief menyebut restrukturisasi pinjaman kepada debitur yang terdampak virus corona juga akan menjadi kunci dalam besaran NIM BBRI tahun ini.
Baca Juga: Untung Rugi Redenominasi
“Dengan kondisi ini, kami merekomendasikan untuk hold BBRI dengan target harga Rp 3.010 per saham. Beberapa pertimbangan utamanya adalah kemampuan BBRI dalam menjaga CASA ratio dan tren penurunan suku bunga acuan saat ini. Segmen mikro dan UMKM akan kembali menjadi fokus utama BBRI pada tahun ini,” pungkas Arief.
Arief sendiri memproyeksikan pendapatan BBRI pada tahun ini mencapai Rp 119,33 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 23 triliun. Adapun untuk NIM-nya sebesar 6,2%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News