Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Yudho Winarto
Pertama, kasus virus corona yang menyebar di China dapat membuat investor menarik diri dari aset berisiko dan mulai masuk ke dalam aset aman.
Rupiah sendiri sebagai aset berisiko dikhawatirkan akan ditinggalkan oleh investor. Selain itu, kelanjutan isu-isu terkait dengan harga minyak dapat menekan harga rupiah.
“Produksi minyak sempat terganggu di Irak dan Libya. Tetapi, terakhir sudah cukup dapat diatasi,” jelas David.
Josua menambahkan, rupiah juga akan terpengaruh oleh volume perdagangan yang cenderung menurun jelang hari raya Imlek.
Baca Juga: Tengah hari, rupiah semakin perkasa di level Rp 13.577 per dolar AS
Josua memprediksi rupiah pada Senin (13/1) menguat dalam rentang Rp 13.525 hingga Rp 13.625 per dolar AS. Sedangkan, David memperkirakan, mata uang Garuda bergerak di kisaran Rp 13.550 hingga Rp 13.650 per dolar AS.
Sekadar informasi, pada Jumat (24/1) rupiah spot ditutup menguat 0,41% ke Rp 13.583 per dolar AS. Terakhir kali rupiah berada di bawah Rp 13.600 adalah Februari 2018 lalu. Kala itu, rupiah berada di level Rp 13.560 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News