kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.296.000   9.000   0,39%
  • USD/IDR 16.707   -11,00   -0,07%
  • IDX 8.395   57,53   0,69%
  • KOMPAS100 1.168   8,20   0,71%
  • LQ45 854   5,85   0,69%
  • ISSI 291   2,33   0,81%
  • IDX30 444   1,43   0,32%
  • IDXHIDIV20 513   2,30   0,45%
  • IDX80 132   1,04   0,80%
  • IDXV30 138   1,56   1,14%
  • IDXQ30 141   0,50   0,35%

Tren Penghimpunan Dana Pasar Modal Kian Mendekati Target OJK


Jumat, 07 November 2025 / 21:12 WIB
Tren Penghimpunan Dana Pasar Modal Kian Mendekati Target OJK
ILUSTRASI. Suasana main hall Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta (5/6/2025). BEI mencatat, jumlah investor saham di Indonesia saat ini berjumlah 7.001.268 Single Investor Identification (SID). Angka tersebut tercatat dari penambahan lebih dari 38 ribu investor saham selama periode 27 Maret hingga 8 April 2025. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penghimpunan dana di pasar modal terus mendekati target yang dicanangkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Penghimpunan dana di pasar modal telah mencapai 92,98% dari target sebesar Rp 220 triliun. 

Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon menyampaikan tren penghimpunan dana di pasar modal terpantau tetap kuat.

Per akhir Oktober 2025, nilai Penawaran Umum oleh korporasi mencapai Rp 204,56 triliun. Angka ini meningkat sekitar Rp 16,59 triliun dibandingkan posisi bulan sebelumnya. 

Jika dibandingkan dengan periode per Oktober 2024, penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp 159,19 triliun dari 153 aksi. Dengan demikian, ada kenaikan 28,52% secara tahun. 

Baca Juga: Investor Pasar Modal terus Bertambah, Bisnis Rekening Dana Nasabah Bank Bergairah

“Per Oktober 2025, terdapat 17 emiten baru yang melakukan penghimpunan dana dengan nilai sebesar Rp 13,15 triliun,” katanya dalam konferensi pers, Jumat (7/11/2025). 

Adapun OJK hanya memerlukan tambahan sekitar Rp 15,44 triliun untuk mencapai target tersebut. Inarno bilang, di pipeline masih ada 27 rencana penawaran umum dengan nilai indikatif Rp 20,21 triliun. 

Rinciannya, 12 diantaranya merupakan rencana IPO dengan nilai penawaran mencapai Rp 6,46 triliun. Lalu ada dua perusahaan yang berencana melakukan PUT dengan perkiraan nilai Rp 3,8 triliun.

Kemudian ada dua rencana penawaran umum efek bersifat utang dan/atau sukuk (EBUS) sebesar Rp 1 triliun. Terakhir, terdapat empat rencana penerbitan PUB EBUS Tahap I & II senilai Rp 11 triliun. 

Jika semua aksi penghimpunan dana bisa dieksekusi sampai akhir tahun ini, penghimpunan dana di pasar modal bahkan telah melewati target Rp 220 triliun yang dicanangkan OJK. 

Sementara itu berdasarkan pipeline Bursa Efek Indonesia (BEI) per 7 November 2025, telah tercatat 24 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI dengan dana yang berhasil dihimpun sebanyak Rp 15,21 triliun. 

Baca Juga: Modal Asing Kian Kencang Masuk Pasar Domestik, Ekonom: Inflow Bisa Berlanjut

I Gede Nyoman Yetna, Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia menjelaskan sampai saat ini, masih terdapat 13 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Dimana, dari 13 perusahaan tersebut ada yang masuk dalam kategori lighthouse company. 

Yakni, IPO merupakan penawaran umum perdana saham dengan nilai kapitalisasi di atas Rp 3 triliun dan free float minimal 15%. Nyoman menyebut ada tiga sektor yaitu, sektor keuangan, infrastruktur dan pertambangan. 

Adapun dari 13 perusahaan ada enam perusahaan yang berasal dari aset skala menengah. Kemudian lima perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 triliun dan sisanya perusahaan skala kecil dengan aset di bawah Rp 50 miliar. 

Nyoman pun tidak menutup kemungkinan adanya gelaran penawaran umum saham perdana dari perusahaan BUMN alias Danantara, terutama dalam kategori lighthouse atau perusahaan mercusuar.

“Kami menjalin hubungan yang harmonis dengan pihak Kementerian BUMN sebelumnya, sekarang ke Danantara. Jadi harapan kami, ada lighthouse yang nanti berasal dari state-owned enterprise,” kata Nyoman, Kamis (6/11/2025).

Baca Juga: Dana Jumbo Asing Masuk Pasar Modal Indonesia, Cek Saham yang Diincar, Rabu (13/8)  

Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Fath Aliansyah menuturkan pasar akan menantikan kabar lighthouse company dari sektor yang sebutkan oleh otoritas BEI. Memang kabar yang santar terdengar belakangan ini adalah IPO Superbank. 

“Jadi kabar soal IPO Superbank sudah diberitakan berkali-kali. Namun akan lebih baik menunggu sampai benar-benar muncul di situs resmi e-IPO,” katanya dalam paparan, Jumat (7/11/2025). 

Direktur Utama RHB Sekuritas Indonesia menilai di sisa tahun ini,  tidak menutup kemungkinan, pasti ada perusahaan yang sudah siap dari sisi fundamental baik, bisnis jelas dan prospek pertumbuhan kuat yang akan tetap meluncur ke bursa saham untuk IPO. 

“Mayoritas emiten yang listing akan berpotensi lebih signifikan di 2026, ketika kondisi eksternal seperti suku bunga global, sentimen investor dan regulasi mulai lebih stabil,” kata Thomas.  

Harapan datang jika suku bunga global mulai turun, likuiditas keluar dari obligasi dan masuk ke saham bisa mendukung jumlah IPO. Menurutnya, ada sinyal positif bahwa ekspektasi ini muncul di Indonesia tahun depan. 

Baca Juga: Danantara Siap Gelontorkan Dana Jumbo ke Pasar Modal, Cermati Saham Pilihan Analis

Selanjutnya: Begini Cara Mencegah dan Mengatasi Mata Kering yang Sering Disepelekan

Menarik Dibaca: Begini Cara Mencegah dan Mengatasi Mata Kering yang Sering Disepelekan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×