kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga minyak tembus US$ 70 lagi setelah AS berniat melarang impor minyak dari Iran


Rabu, 27 Juni 2018 / 07:41 WIB
Harga minyak tembus US$ 70 lagi setelah AS berniat melarang impor minyak dari Iran
ILUSTRASI. Harga minyak


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kembali memanas setelah Amerika Serikat (AS) mendorong penerapan sanksi terhadap Iran. Rabu (27/6) pukul 7.20 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2018 di New York Mercantile Exchange menguat ke US$ 70,62 per barel.

Harga minyak ini menguat 0,12% jika dibandingkan dengan posisi kemarin pada US$ 70,53 per barel yang sudah menguat 3,60% sejak akhir pekan. Terakhir kali harga minyak WTI menyentuh level US$ 70 adalah pada 24 Mei 2018.

Harga minyak brent pun melaju kencang pada perdagangan kemarin. Harga minyak acuan internasional ini untuk pengiriman Agustus 2018 di ICE Futures menguat 2,11% pada perdagangan kemarin.

Penguatan ini disusul oleh kenaikan 0,31% pada awal perdagangan hari ini. Harga minyak brent berada di US$ 76,55 per barel.

Pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa pemerintah AS meminta sekutunya untuk menghentikan impor minyak mentah dari Iran. "Iya, kami meminta mereka menghentikan impor," kata pejabat tersebut kepada Reuters.

AS mendorong sekutunya, termasuk China dan Inia untuk memangkas impor minyak mentah Iran menjadi nol pada November tahun ini. Si pejabat yang enggan disebut namanya ini mengatakan, AS berniat mengisolasi sumber dana Iran.

Sekadar mengingatkan, Iran adalah produsen minyak terbesar ketiga di OPEC. Produksi minyak Iran melonjak setelah penghentian sanksi pada 2016 lalu.

Di sisi lain, Arab Saudi berniat menggenjot produksi setelah OPEC sepakat menambah produksi hingga 1 juta barel pada pertemuan pekan lalu. Arab Saudi menargetkan produksi hingga 11 juta barel minyak per hari pada bulan depan. 

Realisasi target ini akan mencatatkan rekor produksi tertinggi Arab. Meski ada potensi tambahan pasokan dari Arab, kabar penghentian impor minyak Iran lebih mendominasii pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×