Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto
Baca Juga: Harga minyak melorot dipicu pernyataan The Fed tentang penurunan suku bunga
Di sisi lain, pasokan minyak dinilai lebih tinggi ketimbang permintaan di 2020 mendatang, sementara Arab Saudi dan Kuwait masih menegosiasikan kelanjutan produksi di ladang minyak Khafji dan Wafra.
Secara teknikal, harga minyak jangka panjang berada dalam tren konsolidasi rebound dari area bawah. Untuk jangka menengah hingga akhir tahun ini, harga masih mampu bertahan dan berpeluang rebound, meskipun sulit tembus level US$ 70 per barel.
Untuk pergerakan harga harian, Wahyu mengungkapkan pergerakannya masih di area konsodilasi dari area koreksi akibat sentimen perang dagang dan isu lainnya, termasuk The Fed. Sehingga, pergerakan harga minya diperkirakan berada di area US$ 50 per barel hingga US$ 60 per barel.
Sehingga, Wahyu merekomendasikan investor untuk buy on weakness untuk komoditas minyak, dengan level support berada di kisaran US$ 53,70 per barel, US$ 52,60 per barel, dan US$ 51,50 per barel.
Adapun untuk level resistance berada di level US$ 56 per barel, US$ 56,80 per barel, dan US$ 57,60 per barel. Sedangkan untuk pergerakan sepekan depan berada di kisaran US$ 50 per barel hingga US$ 58 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News