Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emas dilanda aksi ambil untung (profit taking) di tengah tren harga yang terus mendaki. Dalam jangka pendek, tren bullish harga emas terpantau mulai memudar.
Mengutip Bloomberg, Jumat (25/10) pukul 12.40 WIB, harga emas (XAUUSD) kembali koreksi ke level US$2.728 per ons troi. Pada Kamis (24/10), emas sempat berbalik menguat (rebound) ke level kisaran US$ 2.740 per ons troi usai mengalami aksi jual sebesar 1,2% di hari sebelumnya.
Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha, mengamati penurunan harga emas kemungkinan besar disebabkan oleh aksi ambil untung, setelah harga mencapai level tertinggi baru-baru ini.
Baca Juga: Harga Emas Melemah Meski Bersiap untuk Kenaikan Mingguan Ketiga Berturut-turut
Di sisi lain, ketegangan geopolitik yang terus memanas di Timur Tengah dan ketidakpastian global lainnya memicu arus safe-haven, sehingga membantu harga emas kembali menguat.
"Meskipun harga emas berhasil pulih, ada tanda-tanda bahwa tren bullish mulai melemah. Berdasarkan indikator teknikal khususnya Moving Average yang terbentuk saat ini, momentum kenaikan emas mulai kehilangan kekuatannya," kata Andy dalam risetnya Jumat (25/10).
Nugraha memproyeksikan, harga emas berpotensi naik lebih lanjut hingga mencapai level US$ 2.757, yang merupakan target harga tertinggi saat ini. Namun, jika harga gagal mempertahankan momentum dan terjadi pembalikan arah (reversal), emas dapat terkoreksi menuju US$ 2.713 sebagai target terdekat.
Pulihnya harga emas terutama akan didukung oleh peningkatan risiko geopolitik. Berita bahwa Korea Utara telah mengirim pasukan ke Rusia untuk berpartisipasi dalam konflik dengan Ukraina memperburuk ketidakpastian global, sementara ketegangan terus memuncak di Timur Tengah tanpa adanya tanda-tanda resolusi cepat.
Selain itu, ketidakpastian terkait pemilihan umum mendatang di Amerika Serikat (AS) turut memberikan dorongan bagi emas sebagai aset lindung nilai (safe-haven). Emas juga didorong ekspektasi terhadap kebijakan suku bunga yang mengalami perubahan signifikan, setelah rilis data tenaga kerja yang kuat.
Data tenaga kerja AS menurunkan peluang Federal Reserve AS (The Fed) untuk memangkas suku bunga secara agresif, meskipun ada spekulasi bahwa pelonggaran kebijakan moneter akan tetap menjadi opsi di masa mendatang.
Baca Juga: Harga Emas Menguat Karena Permintaan Safe Haven pada Kamis (24/10)
Kenaikan harga emas juga dipengaruhi oleh keputusan Bank of Canada (BoC) yang secara tak terduga memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada hari Rabu. Langkah ini meningkatkan spekulasi bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) mungkin akan mengikuti jejak yang sama pada bulan Desember, terutama setelah data ekonomi di kawasan tersebut menunjukkan pelemahan.
"Penurunan suku bunga yang cepat di berbagai negara akan membuat emas lebih menarik sebagai aset investasi karena tidak adanya hasil bunga," imbuh Andy.
Selain itu, perhatian pasar juga tertuju pada KTT BRICS 2024 yang akan diadakan di Kazan, Rusia. Para anggota BRICS, khususnya Rusia, telah menunjukkan minat untuk mencari alternatif terhadap dominasi Dolar AS, dengan emas dipertimbangkan sebagai basis mata uang alternatif.
Fokus pada upaya tersebut memberikan dukungan lebih lanjut terhadap harga emas, yang dianggap sebagai aset yang dapat diandalkan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Melemahnya Dolar AS juga menjadi faktor yang mendukung harga emas untuk bergerak lebih tinggi. Data terbaru menunjukkan bahwa klaim tunjangan pengangguran di Amerika Serikat turun secara tak terduga menjadi 227.000 pekan lalu, mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja masih cukup tangguh.
Laporan "Beige Book" Federal Reserve yang dirilis pada hari Rabu menggambarkan adanya sedikit peningkatan ketenagakerjaan pada awal Oktober, dengan sebagian besar distrik melaporkan pertumbuhan yang moderat atau stabil.
Namun, laporan tersebut juga menunjukkan bahwa permintaan tenaga kerja mulai menurun, dengan perekrutan difokuskan pada penggantian pekerja daripada ekspansi. Hal ini dapat memberikan sinyal bahwa penurunan suku bunga Fed mungkin akan lebih lambat dari yang diperkirakan.
Secara keseluruhan, Andy menuturkan, prospek harga emas untuk hari ini masih didominasi oleh faktor geopolitik dan kebijakan moneter global. Dengan proyeksi target harga di sekitar US$2.757 per ons troi, potensi kenaikan masih terbuka, terutama jika ketegangan di Timur Tengah dan risiko geopolitik lainnya terus meningkat.
"Namun, risiko pembalikan harga tetap ada, dengan kemungkinan penurunan hingga US$ 2.713 per ons troi, jika emas tidak mampu mempertahankan momentum kenaikan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News