kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren Bunga Tinggi, Penerbitan Obligasi Korporasi Tahun Depan Tak Akan Semarak


Selasa, 06 Desember 2022 / 19:45 WIB
Tren Bunga Tinggi, Penerbitan Obligasi Korporasi Tahun Depan Tak Akan Semarak
ILUSTRASI. Pefindo mengestimasikan nilai emisi obligasi korporasi tahun 2023 lebih rendah dibandingkan tahun 2022.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia Tbk (Pefindo) mengestimasikan nilai emisi obligasi korporasi tahun 2023 lebih rendah dibandingkan tahun 2022. Sebab, penerbitan obligasi korporasi akan terganjal tren suku bunga yang tinggi.

Direktur Pefindo Hendro Utomo mengatakan, tingkat suku bunga memang menjadi faktor utama yang menentukan besar kecilnya penerbitan obligasi korporasi.

Dalam kondisi normal yaitu suku bunga rendah, biasanya penerbitan obligasi lebih marak. Sebaliknya, tren suku bunga tinggi akan menahan korporasi untuk menerbitkan surat utang.

Ia melihat, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sejak Agustus 2022 akan berdampak pada nilai penerbitan obligasi korporasi di tahun 2023.

"Kami prediksikan tahun depan penerbitan obligasi korporasi tidak akan setinggi tahun 2022," ucap Hendro dalam media forum, Selasa (6/12).

Baca Juga: Investor Asing Mulai Melirik Pasar Obligasi Indonesia

Pefindo masih belum bisa memprediksi nilai penerbitan obligasi korporasi di tahun depan. Namun jika mengacu pada surat utang jatuh tempo di tahun 2023, maka proyeksi nilai penerbitan obligasi korporasi tahun depan tidak akan berbeda jauh.

Ekonom Pefindo Suhindarto menuturkan, kebutuhan refinancing di tahun depan tetap tinggi meskipun tidak setinggi tahun ini. Pefindo mencatatkan surat utang korporasi yang akan jatuh tempo di 2023 sebesar Rp 126,3 triliun, lebih rendah dari tahun 2022 sebesar Rp 157,04.

Faktor pendorong dari penerbitan obligasi korporasi tahun depan adalah terjaganya aktivitas sektor rill seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Menurut Suhindarto, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berkisar 4,9% - 5,2% di tahun 2023.

Dengan ekonomi yang pulih maka dinilai bisa menciptakan lebih banyak pekerjaan dan pendapatan bagi rumah tangga. Redanya covid sejak dua tahun terakhir juga mendorong aktivitas masyarakat untuk menggerakkan roda perekonomian.

"Terlebih, Indonesia segera mendekati pemilu yang bisa menambah tingkat konsumsi masyarakat dari perputaran uang yang beredar," imbuh Suhindarto dalam kesempatan yang sama.

Dari eksternal, pemulihan ekonomi negara utama dunia seperti Amerika Serikat dan China diharapkan membawa sentimen positif bagi Indonesia. Hal itu dapat mendorong permintaan berbagai komoditas, dan berdampak pada kinerja ekspor Indonesia.

Tahun ini, penerbitan obligasi sudah mencapai Rp 156,03 triliun hingga akhir November 2022. Dari jumlah tersebut, Pefindo telah membantu menerbitkan obligasi korporasi sebesar Rp 124,44 triliun.

Baca Juga: Pefindo Masih Pegang Mandat Obligasi Rp 11,16 Triliun Per November 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×