Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) masih memegang mandat pemeringkatan surat utang senilai Rp 11,16 triliun hingga akhir November 2022. Mandat tersebut berasal dari 17 perusahaan, baik berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ataupun non BUMN.
Pefindo mencatatkan penerbitan obligasi korporasi per November 2022, berasal dari 9 perusahaan non BUMN sebesar Rp 6,78 triliun. Sedangkan, 8 perusahaan BUMN menerbitkan surat utang sebesar Rp 4,37 trilun.
Perusahaan dari sektor industri bubur kertas dan tisu memiliki rencana emisi terbesar yaitu Rp 2,03 triliun. Disusul sektor pertambangan Rp 2 triliun, sektor jalan tol Rp 1,5 triliun, multifinance Rp 1,5 triliun, serta jasa kurir & logistik Rp 600 miliar.
Baca Juga: Dana Asing Terus Masuk, Pasar Obligasi Tanah Air Kembali Dilirik
Dari jenis penerbitan surat utang, Pefindo diantaranya memeringkatkan jenis penawaran umum berkelanjutan (PUB) baru sebesar Rp 2,95 triliun, PUB obligasi Rp 2,93 triliun dan sukuk Rp 2,1 triliun.
Direktur PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Hendro Utomo memaparkan bahwa penerbitan obligasi masih berjalan seiring kebutuhan perusahaan. Namun, jumlah mandat yang telah dikantongi oleh Pefindo juga belum bisa dipastikan bisa terealisasi di tahun ini.
"Mengingat hal ini baru sebatas mandat, kemungkinan penerbitan bisa mundur ke awal tahun depan," ujar Hendro dalam media forum, Selasa (6/12).
Tidak menutup kemungkinan pula jika realisasi dana penerbitan obligasi bakal dipangkas. Hal itu seiring tantangan suku bunga yang cukup menahan aksi perusahaan menerbitkan obligasi.
Baca Juga: Daya Beli Bergairah, Prospek Emiten Properti Masih Cerah
Hendo menjelaskan, dari sisi investor tentunya mengharapkan kupon yang tinggi sesuai tingkat suku bunga terkini. Namun, emiten berharap suku bunga yang rendah agar tidak terbebani biaya kupon atau bunga selama obligasi diterbitkan.
Dari awal tahun hingga akhir November 2022, Pefindo telah membantu menerbitkan surat utang korporasi sebesar Rp 124,44 triliun. Jumlah itu tumbuh 64,10% dibandingkan posisi tahun lalu yang sebesar Rp 75,83 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News