Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup merah selama enam hari berturut-turut. Pada perdagangan Selasa (20/3), IHSG turun 0,73% ke level 6.243,57.
Kepala Riset Koneksi Kapital Sekuritas, Alfred Nainggolan menilai, sentimen Federal Open Market Committee (FOMC) yang digelar The Federal Reserve (The Fed) pada 20-21 Maret 2018 masih menjadi fokus pelaku pasar. Dalam hal ini, probabilitas kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Fund Rate (FFR) terbilang besar.
“Pelaku pasar ingin melihat, seberapa kuat dan seberapa sensitif mata uang rupiah menghadapi kenaikan FFR nantinya,” ujar Alfred, Selasa (20/3).
Mengutip Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Selasa (20/3), kurs rupiah berada di level Rp 13.761 per dollar AS.
Jika rupiah terdepresiasi pasca kenaikan FFR bulan ini, kemungkinan pertama yang terjadi adalah Bank Indonesia (BI) akan intervensi. Jika intervensi yang dilakukan BI nantinya belum berhasil, potensi BI menaikkan suku bunga acuan menjadi terbuka.
Apabila hal tersebut terjadi, Alfred bilang, banyak skenario terkait fundamental ekonomi Indonesia yang akan berubah. Salah satunya, pencapaian angka pertumbuhan ekonomi di level 5,3%-5,4% mungkin menjadi lebih sulit.
Kekhawatiran ini membuat pelaku pasar mengkonversi surat berharga yang dimiliki ke dalam bentuk cash. Karena kekhawatiran ini pula, investor menjadi kurang agresif. Kendati asing mencatat aksi jual bersih Rp 18,89 triliun year to date (ytd), investor domestik tak buru-buru menyerap saham murah.
Selain itu, koreksi panjang pada indeks juga mendorong trader untuk melepas margin. Hal ini juga membuka peluang koreksi lanjutan.
Terlepas dari efek sentimen tersebut, Alfred bilang, tak ada indikator fundamental ekonomi Indoenesia yang berubah hingga saat ini. Karena itu, ia prediksikan peluang pembalikan arah pada IHSG diproyeksikan bisa terjadi pada minggu terakhir Maret 2018, pasca-FOMC. Pada Maret ini, support IHSG berada di level 6.080.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News