kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren bearish, harga emas berpeluang ke level US$ 1.400 per ons troi


Selasa, 10 September 2019 / 21:48 WIB
Tren bearish, harga emas berpeluang ke level US$ 1.400 per ons troi
ILUSTRASI. Emas batangan


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Tren pelemahan harga emas diprediksi masih akan berlanjut hingga akhir 2019. Untuk itu, investor direkomendasikan untuk melakukan aksi jual. Bahkan, tren bearish berpeluang membawa harga emas menuju level US$ 1.400 per ons troi di sisa 2019.

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Selasa (10/9) pukul 21.30 WIB, harga emas di pasar spot ada di US$ 1.493,10 per ons troi, turun 0,40% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 1.499,13 per ons troi.

Analis Finex Berjangka Nanang Wahyudin mengungkapkan, bergeraknya harga emas di bawah US$ 1.500 per ons troi, lantaran sentimen global yang cenderung membaik. Hal ini tampak dari penguatan bursa saham global dan secara tidak langsung membuat harga emas kian tertekan.

Namun Nanang menekankan, bukan berarti emas sepenuhnya ditinggalkan, melainkan penguatan tajam dalam waktu singkat memicu koreksi yang cukup besar juga. Sehingga hal tersebut sudah biasa terjadi pada aset keuangan.

Baca Juga: Hingga sore ini harga emas spot belum beranjak naik dari US$ 1.495,48 per ons troi

"Persepsi investor yang membaik membuat minat atau selera terhadap risiko (risk appetite) meningkat," jelas Nanang kepada Kontan.co.id Selasa (10/9).

Sebaliknya, ketika risk appetite meningkat aset aman (safe haven) seperti emas menjadi kurang menarik. Alhasil investor lebih tertarik masuk ke aset berisiko yang memiliki imbal hasil tinggi.

Apalagi, pekan ini juga menjadi penting karena Bank Sentral Eropa (ECB) akan melakukan pertemuan. Dalam pertemuannya bank sentral diprediksikan bakal mengeluarkan stimulus baru.

Dengan begitu, baik kebijakan ECB dan Bank Sentral AS (The Fed) diyakini bakal menjadi penggerak pasar untuk 10 hari ke depan.

Kedua komite tersebut juga akan membahas perkembangan ekonomi terbaru, memperbarui penilaian prospek mereka, serta menerapkan tindakan atau arah kebijakan apapun yang mereka anggap perlu.

Nanang meyakini, 100% pelaku pasar optimistis kalau ECB bakal memangkas suku bunga acuannya sebesar 10 basis poins (bps). Meskipun demikian, konfirmasi mengenai dimulainya program pembelian aset yang baru masih diperdebatkan.

Hal itu karena beberapa pejabat ECB baru-baru ini menyuarakan keberatan mereka akan dimulainya kembali siklus Quantitative Easing (QE). Pemotongan suku bunga kemungkinan akan disertai dengan suku bunga deposito multi-tier.

Disamping itu, data inflasi AS turut menjadi perhatian karena bakal jadi penentu arah kebijakan The Fed dalam menetapkan kebijakannya bulan ini. Hampir dipastikan The Fed juga akan memangkas suku bunga 0,25 bps.

"Alhasil, harga emas turun lebih dari 4% atau lebih dari US$ 60 per ons troi dalam waktu kurang dari seminggu, terutama oleh kenaikan yang lebih luas di pasar ekuitas," tegas Nanang.

Baca Juga: Harga emas spot masih bercokol di US$ 1.489,07 per ons troi

Secara teknikal, pergerakan harga emas global masih di bawah moving13 dan moving26, artinya semakin menekan harga emas untuk kembali menguji area US$ 1.475 per ons troi dan US$ 1.452 per ons troi. Sementara itu, indikator stochastic masih cenderung turun.

Untuk indikator MACD, Nanang menjelaskan saat ini harga tengah menuju zona netral setelah tiga bulan berada di zona positif. Sedangkan RSI juga bergerak turun dengan posisi terkini di level 47%.

"Disisa tiga bulan ke depan bearish emas masih berlanjut, di mana harga berpotensi kembali bergerak di bawah US$1.400 per ons troi," ujarnya.

Untuk perdagangan Rabu (11/9) harga emas diprediksi bergerak di kisaran resistance U$ 1.515 per ons troi dan US$ 1.507 per ons troi.

Sedangkan untuk level support berada di kisaran US$ 1.482 per ons troi dan US$ 1.476 per ons troi dengan rekomendasi jual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×