Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna mendukung transformasi digital, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) menggandeng dua perusahaan internasional yakni IBM Indonesia dan SAP Indonesia. Ini merupakan kerjasama dalam transformasi teknologi untuk mempermudah interaksi yang lebih efektif, efisien, dan transparan dalam proses rantai pasok (supply chain) dan pelanggan. Kerjasama ini ditandatangani di Jakarta pada Rabu (5/8) silam.
Pjs Presiden Direktur Gunung Raja Paksi, Abednedju Giovano Warani Sangkaeng menuturkan, nilai investasi proyek ini mencapai Rp 65 miliar selama lima tahun termasuk implementasi, instalasi, support, dan lisensi. Proyek ini diharapkan dapat membantu emiten baja ini untuk melakukan transformasi bisnis.
Baca Juga: Transformasi digital, Gunung Raja Paksi (GGRP) teken proyek investasi Rp 65 miliar
Implementasi proyek ini diperkirakan akan berjalan dalam kurun waktu 9 bulan hingga 11 bulan ke depan yang nantinya dapat dirasakan penuh pemanfaatannya oleh GGRP. Pengadopsian teknologi ini diharapkan dapat terus membantu perkembangan GGRP dan khususnya industri baja di Indonesia.
Pakar manajemen bisnis sekaligus Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kasali menilai, transformasi yang dilakukan GGRP sejalan dengan pesan Presiden Joko Widodo, yakni perubahan merupakan solusi agar bisa bertahan dan bahkan lebih kuat saat menghadapi krisis akibat pandemi Covid-19.
Rhenald menilai, transformasi produsen baja nasional tersebut sangat krusial dan membuat perusahaan menjadi lebih sustain. Saat ini GGRP dikelola lebih transparan dan akuntabel setelah melakukan initial public offering (IPO) pada September 2019, serta transformasi digital setelah menggandeng IBM dan SAP Indonesia awal bulan ini.
“Dikelola secara profesional akan membuat perusahaan lebih sustain dan lebih berjangka panjang. Ini berbeda jika perusahaan dikelola secara keluarga, karena emosi sumberdaya yang terbatas. Dan yang pasti, transformasi perusahaan baja tersebut juga sejalan dengan pesan Presiden untuk keluar dari krisis,” jelas Rhenald dalam keterangan resmi yang Kontan.co.id terima, Selasa (18/8).
Menurut Rhenald, berbagai transformasi tersebut, termasuk transformasi digital yang dilakukan, menjadi jawaban mengapa inflasi tetap rendah meski saat ini berada dalam krisis. Perubahan tersebut dapat dilihat ketika berbagai sektor sudah beralih pada pendekatan online atau digital.
Baca Juga: Terdampak Covid-19, Gunung Raja Paksi (GGRP) hentikan sementara dua unit bisnis
Transformasi digital merupakan salah satu strategi GGRP untuk mempertahankan posisinya sebagai produsen baja kelas dunia dan sebagai perusahaan terdepan di industri baja Anak perusahaan Gunung Steel Group tersebut mempunyai kapasitas produksi sebesar 2,8 juta ton baja per tahun atau sekitar 12% dari kapasitas produksi baja nasional saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News