kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Transaksi turun, investor obligasi hati-hati


Rabu, 25 Juli 2012 / 13:08 WIB
Transaksi turun, investor obligasi hati-hati
ILUSTRASI. Periksa kurs dollar rupiah di BRI jelang tengah hari ini, Selasa 29 Juni 2021. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas |

JAKARTA. Kemarin (23/7), nilai transaksi perdagangan pasar sekunder obligasi menanjak. Sayangnya, frekuensi transaksi masih menurun lantaran pelaku pasar masih was-was dengan sentimen negatif dari bursa saham.

Data Penerima Laporan Transaksi Efek (PLTE) di Bursa Efek Indonesia menunjukkan, volume perdagangan obligasi naik 26,7% dari Rp 6,6 triliun di hari sebelumnya (23/7), menjadi Rp 8,4 triliun. Hanya saja, total frekuensi perdagangan tercatat turun 10,9%, dari 662 transaksi menjadi 554 transaksi.

Sekretaris Perusahaan Indonesia Bond Pricing Agency Tumpak Sihombing memperhatikan penurunan frekuensi mengindikasikan pelaku pasar cenderung menunggu sentimen negatif mereda.

Investor masih memburu obligasi bertenor panjang. "Kemarin FR0058 masih menjadi surat utang pemerintah teraktif ditransaksikan dengan total frekuensi sebanyak 186 kali dan volume sebesar Rp1,8 triliun sementara dari obligasi korporasi yang paling. Obligasi Clipan Finance Indonesia III Tahun 2011 Seri C (CFIN03 C) dengan frekuensi sebesar 5 kali dan volume Rp 20 milliar menjadi obligasi korporasi yang paling aktif,” paparnya.

Tumpal mengakui, perdagangan obligasi masih diwarnai sentimen negatif. Eropa, terutama Spanyol dan Yunani, masih menjadi pusat kekhawatiran pasar. "Selain meminta bailout untuk perbankannya, Spanyol juga meminta dana untuk pemerintah daerahnya." jelasnya.

Selain itu, sentimen negatif juga datang dari industri manufaktur di Amerika Serikat. Purchasing Manager Index (PMI) di bulan Juli hanya berada di level 51,8 lebih rendah dari bulan lalu yang di level 52,5.

Namun, ia percaya koreksi di pasar obligasi kemarin hanya aksi profit taking teknikal dan sementara saja. Dia melihat ada kemungkinan harga seri SUN acuan naik lagi. Ini ditandai penurunan yield-nya pada perdagangan hari ini (25/7).

Sebagai informasi tambahan, pada pukul 10.37 hari ini, harga SUN seri FR0058 bertenor 20 tahun sudah rebound lagi ke posisi 120 dari 119, 25 di penutupan hari sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×