kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Trans Power Marine (TPMA) Bidik Pertumbuhan Pendapatan 15% pada Tahun 2022


Sabtu, 15 Januari 2022 / 11:00 WIB
Trans Power Marine (TPMA) Bidik Pertumbuhan Pendapatan 15% pada Tahun 2022


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingginya permintaan pengangkutan batubara, PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) bidik pertumbuhan pendapantan hingga 15% tahun ini.

Direktur PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) Rudy Sutiono menyebutkan saat ini permintaan pengangkutan batubara masih tinggi. Karenanya, perusahaan masih terus mengupayakan untuk menambah armada baru.

Hanya saja, ia mengakui saat ini tidak mudah untuk melakukan penambahan armada baru. Sebab, suplai kapal pengangkut batubara lebih rendah dibandingkan permintaan pengangkutan batubara.

Dia menjelaskan, hal itu terlihat dari sudah penuhnya kontrak untuk seluruh armada yang dimiliki perseroan pada tahun ini. Sehingga, Rudy bilang utilisasi kapalnya tahun ini mencapai 95% dan 5% docking ataupun maintenance.

Perusahaan menganggarkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) hingga Rp 200 miliar yang akan digunakan untuk menambah armadanya. 

Baca Juga: Prospek Trans Power Marine (TPMA) Kian Positif Setelah Kedatangan Partner Baru

"Capex tahun ini berkisar Rp 150 miliar hingga Rp 200 miliar, targetnya untuk menambah 2-3 set kapal," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (14/1).

Saat ini total armada TPMA sebanyak 35 set untuk kapal tunda dan tongkang, serta 3 buah crane barge.

Nah, dengan kondisi kontrak yang sudah penuh pada tahun ini, Rudy bilang saat ini pihaknya juga tengah melakukan negosiasi kepada pelanggan eksistingnya guna mengerek tarif pengangkutan. 

 

"Karena kalau dari kuantitas jumlahnya akan tetap sama karena kontrak sudah penuh, makanya kami berharap dapat meningkatkan tarif untuk menggenjot pendapatan," jelasnya.

Dengan harapan dari kenaikan tarif, TPMA menargetkan pertumbuhan pendapatan 10%-15% tahun ini. Sementara untuk laba bersih ditargetkan mampu bertumbuh 30%-40%.

Hingga September 2021, TPMA pendapatan yang relatif datar menjadi US$ 30,3 juta, naik tipis atau 0,6% yoy. 

Berdasarkan segmen, pendapatan dari jasa tug and barge menyumbang 71,5% dari total pendapatan, sedangkan pendapatan dari jasa floating crane menyumbang 28,5% dari total pendapatan.

Pendapatan dari antar pulau dibandingkan transshipment didistribusikan relatif merata. Berdasarkan barang yang diangkut, batubara menyumbang lebih dari 80% dari total pendapatan.

Walau begitu, beban pokok pendapatan turun 6,4% yoy menjadi US$ 23 juta dari US$ 24,6 juta. Hal itu terutama didorong oleh penurunan signifikan dalam biaya sewa kapal yang turun 85,4% yoy dari US$ 2,9 juta menjadi hanya US$ 0,4 juta. Akibat permintaan yang melambat sejak pandemi, TPMA mengurangi sewa kapal dan memaksimalkan utilisasi kapal.

Baca Juga: Kinerja dan Ekspansi TPMA Tidak Terdampak Kebijakan Pelarangan Ekspor Batubara

Alhasil, TPMA membukukan laba bersih sebesar US$ 3,4 juta, melonjak 194,7% yoy dari US$ 1,2 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh efisiensi biaya sewa kapal.

TPMA pada akhir tahun lalu juga telah menandatangani kontrak untuk membentuk joint venture dengan menjual 70% kepemilikannya di anak usahanya, PT Trans Logistik Perkasa, kepada PT Pacifik Pelayaran Indonesia (PPI) dan T&J Industrial Holding Limited (TJI). Sebagai informasi, TJI merupakan bagian Tsingshan, salah satu pemain nikel terbesar di Indonesia.

Kerjasama joint venture bertujuan untuk menyelesaikan pembelian 60 set tug & barge dengan total nilai transaksi US$ 250 juta hingga tahun 2024.

Rudy menjelaskan bahwa dari JV tersebut, perusahaan akan mencatatkan ke laba bersih saja. Pada tahun ini, dia menilai belum akan berkontribusi pada TPMA.

"Karena masih akan butuh waktu 6-8 bulan untuk membangun kapal dan juga perlu waktu komersial, sehingga proyeksinya baru bisa beroperasi penuh pada 2023," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×