Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) telah menyelesaikan penerbitan Obligasi Berkelanjutan III Tower Bersama Infrastructure Tahap II Tahun 2018 atau Obligasi TBIG III Tahap II.
Total penerbitan obligasi TBIG III Tahap II sebesar Rp 628 miliar pada tingkat kupon tetap 8,50% untuk tenor 370 hari dan kupon yang dibayarkan setiap kuartal. Dana hasil penerbitan obligasi setelah dikurangi biaya penerbitan, akan digunakan seluruhnya untuk pembayaran sebagian kewajiban finansial dari entitas anak TBIG, khususnya pinjaman revolving sebesar US$ 200 juta dari fasilitas kredit yang ada.
Obligasi TBIG III Tahap II ini memperoleh peringkat AA- dari Fitch Indonesia. Obligasi TBIG III Tahap II akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada Jumat besok (19/10).
Per 30 Juni 2018, total pinjaman TBIG dalam dollar AS yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, mencapai Rp 19,69 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp13,74 triliun.
Adapun total pinjaman bersih (net debt) tercatat Rp 18,99 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) mencapai Rp 13,04 triliun. Menggunakan EBITDA triwulan kedua 2018 yang disetahunkan, maka rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 3,6 kali dan total pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 5,3 kali.
Helmy Yusman Santoso, Chief Financial Officer TBIG menyampaikan, obligasi TBIG III Tahap II ini meningkatkan komponen pinjaman rupiah dalam struktur permodalan TBIG. "Leverage kami saat ini masih jauh di bawah pembatasan obligasi kami yakni tidak lebih tinggi dari 6,25 kali untuk rasio total pinjaman yang diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya terhadap EBITDA kuartal terkahir yang disetahunkan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (18/10).
Hardi Wijaya Liong, Chief Executive Officer TBIG menambahkan, pihaknya memiliki struktur utang yang sangat kuat, utang yang sepenuhnya terlindung nilai, jangka panjang dan masih banyak ketersediaan komitmen yang belum digunakan. "Kami menjaga strategi lindung nilai yang berhati-hati dengan menggunakan instrumen lindung nilai derivatif yang berkelanjutan," tambahnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News