Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tourindo Guide Indonesia Tbk (PGJO), perusahaan yang bergerak di bidang penyedia jasa digital travel marketplace, berencana melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) alias rights issue pada Maret 2021 mendatang.
Dalam prospektus dijelaskan PGJO akan menawarkan 918,75 juta lebar saham baru seri B dengan nilai nominal Rp 50. Setiap pemegang satu lembar saham seri A per 26 Februari 2021 akan mendapatkan tiga HMETD. Setiap satu lembar HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru.
Adapun harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp 50 per saham. Dus dana yang akan diterima oleh PGJO dalam right issue kali ini maksimal Rp 45,94 miliar. Rights issue ini bakal dilaksanakan pada 2 Maret 2021 hingga 15 Maret 2021.
Baca Juga: Tourindo Guide (PGJO) mengincar dana Rp 45,94 miliar lewat rights issue
Adapun, PT Surya Fajar Sekuritas sebagai penasihat keuangan menyatakan akan melaksanakan haknya dalam right issue yang dimilikinya yaitu sebesar 142,03 juta lembar, dan Ing Ing Cindy Eva akan melaksanakan 93,75 juta lembar hak right issuenya.
Sedangkan Komisaris Utama PGJO yaitu Claudia Ingkirawang tidak akan ikut dalam right issue ini. Seperti dijelaskan pada prospektus, pihak yang tidak ikut serta dalam rights issue kali ini maka sahamnya akan terdilusi sampai dengan 75%.
Namun, Claudia akan tetap menjadi pengendali PGJO karena masih tetap memilki saham dan menduduki jabatan komisaris utama serta masih memiliki kemampuan untuk menentukan baik langsung maupun tidak langsung mengenai pengelolaan dan kebijakan perusahaan.
Dalam prospektus, PGJO menggunakan laporan keuangan per Juni 2020. Di mana per semester I-2020, PGJO membukukan kenaikan pendapatan secara tahunan (yoy) dari Rp 36,18 juta menjadi Rp 46,72 juta. Namun kerugian tahun berjalan ikut meningkat dari Rp 1,75 miliar menjadi Rp 5,29 miliar.
Baca Juga: Jurus Tourindo Guide (PGJO) menjaga kinerja di tengah pandemi
Kenaikan pendapatan bersih ini terutama disebabkan oleh meningkatnya pendapatan paket perjalanan wisata dan pendapatan lain-lain atas penjualan virtual tour dan buku destinasi wisata.
Sedangkan penyebab utama kenaikan kerugian tahun berjalan adalah adanya kenaikan pada biaya operasional.
Sedangkan per kuartal III-2020, PGJO membukukan pendapatan sebesar Rp 60,87 juta dan rugi tahun berjalan sebesar Rp 6,17 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News