Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) masih akan fokus membidik proyek-proyek gedung premium bertingkat tinggi. Hingga saat ini, perusahaan konstruksi ini masih terus bernegosiasi dan mengikuti tender-tender proyek gedung.
Mahmilan Sugiyo, Sekretaris Perusahaan Total Bangun Persada mengatakan, nilai kontrak proyek-proyek dalam pipeline perusahaan sejauh ini mencapai Rp 6,3 triliun. "Kami tetap fokus pada pembangunan gedung. Mayoritas dari proyek- proyek yang sedang ditenderkan kami ikuti sendiri, sedangkan proyek KSO hanya 2 proyek," kata Mahmilan kepada Kontan.co.id, Senin (12/3).
Selama periode awal Januari hingga akhir Februari 2018, TOTL telah mengantongi kontrak baru Rp 280 miliar. Kontrak ini berasal dari proyek perkantoran, hotel, dan apartemen. Pencapaian ini baru sekitar 7% dari target kontrak anyar TOTL sepanjang tahun ini yaitu Rp 4 triliun.
Salah satu proyek yang telah berhasil diperoleh Total Bangun Persada itu adalah pembangunan proyek hotel di Bengkulu dengan nilai kontrak Rp 75 miliar. Emiten konstruksi ini masih fokus pada proyek-proyek gedung. Pasalnya, TOTL memiliki keahlian di sektor ini.
Untuk mendukung pencapaian target-target bisnisnya, TOTL menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 50 miliar tahun ini. TOTL akan menggunakan dana belanja modal ini untuk membeli peralatan proyek, renovasi gedung, peralatan dan software IT, serta beberapa keperluan lain.
Di samping mengejar kontrak-kontrak baru, Total Bangun Persada juga akan menggarap kontrak carry over sebesar Rp 4,77 triliun tahun ini. Dengan begitu total kontrak yang dihadapi perusahaan di 2018 ini ditargetkan akan mencapai Rp 8,77 triliun. Lewat kontrak-kontrak ini, TOTL menargetkan pendapatan Rp 3,1 triliun sepanjang 2018.
Adapun mengenai rencaana pengembangan bisnis properti, Mahmilan mengatakan, pihaknya akan mengembangkan lahan di BSD seluas 7.000 meter persegi (m2) secara hati-hati. Pengembangan proyek di lahan itu akan dilakukan tergantung dengan kondisi pasar yang ada.
"Peruntukan lahan itu lebih ke arah perkantoran. Tapi pengembangan bertahap dimulai dengan area komersial/retail pada lantai dasarnya dan dilanjutkan dengan tower perkantoran," pungkas Mahmilan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News