kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

TOPS incar proyek rusun pemerintah


Kamis, 22 Juni 2017 / 18:58 WIB
TOPS incar proyek rusun pemerintah


Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS) menargetkan bisa mendapatkan kontrak baru senilai Rp 3 triliun. Emiten yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini bakal fokus mengejar proyek-proyek perumahan pemerintah untuk memenuhi target tersebut.

TOPS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi gedung bertingkat yang meliputi apartemen, kantor, hotel, dan pusat belanja. Kontrak yang didapatak Totalindo paling besar disumbangkan oleh segmen high-end sekitar 45%, diikuti mid-end sekitar 29% dan low-end sebesar 23%. Secara bangunan 60% disumbang dari apartemen dan bangunan.

Direktur Utama Totalindo Eka Persada, Donald Sihombing yakin target kontrak baru Rp 3 triliun bakal tercapai. Sebab, hingga saat ini TOPS sudah mendapatkan kontrak baru sekitar Rp 1,5 triliun. Kontrak yang didapatkan perusahaan sebagian besar diperoleh dari proyek-proyek milik pemerintah atau sekitar 52,4%, sisanya proyek dari swasta.

Lebih rinci Donald menyebutkan kontrak baru tersebut berasal dari empat proyek yaitu proyek Marriott Ubud, Green Sedayu, Rusun Nagrak dan Penggilingan. Dan saat ini perusahaan sedang mengikuti 5 tender dengan total nilai proyek Rp 2,5 triliun.

"Secara verbal kita sudah dapat lagi hampir 500 miliar dari Sedayu City," ujar Doland beberapa waktu lalu.

Menurut Donald ke depan TOPS bakal mengincar proyek-proyek milik pemerintah. Sebab, kebutuhan perumahan masih sangat besar, secara nasional kebutuhan perumahan sekitar 15 juta. Sedangkan untuk wilayah Jakarta kebutuhannya sekitar 11%. Ini menjadi peluang bagi Totalindo karena sebagian besar proyek yang dikerjakan berada di Jabodetabek.

Pada bulan Agustus dan September biasanya pemerintah akan melakukan lelang untuk pembangunan perumahan. Rencananya, TOPS bakal ikut tender tersebut. "Kita akan fokus ke proyek pemerintah, khususnya rumah susun," katanya.

Direktur Keuangan TPOS Eko Wardoyo bilang untuk merealisasikan target kontrak baru Rp 3 triliun, perusahaan bakal mengalokasikan working capital atau modal kerja sebesar Rp 309 miliar. Dana ini nantinya akan digunakan untuk pembangunan proyek-proyek yang didapat. "Dananya diambil dari hasil initial publik offering (IPO)," katanya.

Selain itu Totalindo juga tahun ini menganggarkan Rp 174 miliar untuk pembayaran sebagian utang kepada kreditur. Penurunan outstanding funds ini dalam rangka untuk menurunkan gearing rasio. Sebab jika gearing rasio turun, TOPS masih punya ruang yang lebar untuk ekspansi lagi

Menurut Eko, perusahaan belum akan melakukan aksi korporasi apapun setelah IPO, hanya saja pihanya menganggarkan capital expenditure (capex) senilai Rp 25,8 miliar. "Dana ini untuk pembelian mesin, alat berat, dan peralatan konstruksi antara lain berupa aluma system, towr crane, passenger hoist, dan concrete pump," paparnya.

Dalam mengerjakan proyek-proyek gedung tinggi, TOPS mengoptimalkan penggunaan aluma system, yang berguna untuk meninggantikan bekisting konvensional. Sistem ini diyakini memiliki efisiensi lebih tinggi dari segi waktu pengerjaan dan pengeluaran biaya dibending metode konvensional.

Diperkirakan untuk beberapa tahun kedepan, kebutuhan masyarakat Indonesia khsusunya Jakarta untuk hunian vertikal seperti rusunami, rusunawa dan apartemen akan terus meningkat. Teknologi aluma system yang digunakan TOPS akan membawa keunggulan tersendiri dalam mengerjakan proyek-proyek gedung tinggi.

Tahun lalu TOPS mencatatkan kinerja yang ciamik, di mana pendapatanya melompat 108,9% yaer on year (yoy) menjadi Rp 3,1 triliun, namun laba tahun berjalan hanya tumbuh 49,4% menjadi Rp 201 miliar. Tahun ini TOPS mengincar peningkatan pendapatan sebesar 14% ke angka Rp 3,4 triliun dengan kenaikan laba 30% menjadi Rp 270 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×