Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tokocrypto antusias menyambut beroperasinya Bursa Kripto sejak awal September 2023 ini. Keberadaan bursa diharapkan membawa perubahan signifikan dalam ekosistem perdagangan aset kripto di Indonesia salah satunya terkait transparansi perdagangan.
CEO Tokocrypto Yudhono Rawis menilai bahwa pendirian bursa kripto merupakan langkah penting dalam mewujudkan transparansi dan keamanan dalam perdagangan aset kripto.
Bursa Kripto dapat mencegah berbagai masalah, termasuk penipuan dan manipulasi pasar, sehingga para pedagang dan investor lebih yakin dalam menjalankan aktivitas perdagangan.
"Era baru perdagangan aset kripto di Indonesia telah dimulai. Kami berkomitmen untuk mendukung transparansi dan kepatuhan, serta berkolaborasi dengan Bursa Komoditi Nusantara (BKN) untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan industri kripto,” kata Yudho dalam siaran pers, Kamis (7/9).
Baca Juga: Staking Kripto Bisa Optimalkan Cuan Meski Pasar Loyo, Tapi Cermati Risikonya
Menurut Yudho, BKN dengan potensinya dapat menjadikan Indonesia sebagai pusat perdagangan aset kripto yang lebih teratur dan terpercaya di Asia Tenggara. Ini akan menarik minat lebih banyak investor dan membantu pertumbuhan ekonomi di sektor perdagangan aset digital kripto.
Salah satu manfaat utama dari bursa kripto adalah transparansi dalam pelaporan transaksi. Bursa ini akan memiliki sistem pelaporan yang ketat, memastikan bahwa semua transaksi yang terjadi di dalamnya dicatat dengan benar dan dapat diakses oleh pihak berwenang.
Ini akan membantu pemerintah dalam mengawasi aktivitas perdagangan aset kripto dan memastikan kepatuhan pajak yang lebih baik.
Adapun Tokocrypto sudah melakukan integrasi sistem melalui Application Programming Interface (API) dengan sistem baru Bursa Komoditi Nusantara.
Berdasarkan Surat Edaran Kepala Bappebti Nomor 49 Tahun 2022, entitas yang bergerak di bidang aset kripto diwajibkan untuk menyampaikan laporan transaksi mereka secara berkala.
Sejalan dengan ketentuan tersebut, sejak 1 September 2023, Tokocrypto telah proaktif dalam melaporkan data transaksi harian.
Baca Juga: Pertumbuhan Investor Kripto Dalam Negeri Melambat, Ini Penyebabnya
Informasi yang dilaporkan mencakup waktu transaksi jual-beli, jenis aset kripto yang diperdagangkan, pairing aset kripto, serta volume dan nilai total transaksi dalam Rupiah.
Komitmen Tokocrypto terhadap transparansi terbukti melalui kolaborasi dengan situs analitik terkemuka, CoinMarketCap dan CoinGecko dengan berbagi data mengenai volume perdagangan. Saat ini, transaksi harian di Tokocrypto mencapai sekitar US$ 9 juta – US$10 juta atau sekitar Rp 137 miliar - Rp153 miliar.
Yudho menyebutkan, data kapitalisasi pasar dan statistik lainnya terkait berbagai aset kripto yang diperdagangkan di Tokocrypto juga dapat diakses oleh siapa pun. Namun integritas dan privasi pelanggan tetap menjadi prioritas.
“Data pelanggan tidak akan pernah dibagikan kepada pihak manapun, menegaskan komitmen dalam menjaga keamanan dan privasi," jelas Yudho.
Selain itu, Tokocrypto mengungkapkan apresiasi terhadap fitur baru yang ditawarkan oleh Bursa Komoditi Nusantara yang akan memberikan informasi tentang pelaku usaha paling aktif dan aset kripto yang paling dominan dalam transaksi.
Fitur ini diharapkan akan menjadi dorongan bagi inovasi dan penyediaan layanan terbaik untuk konsumen.
Di samping berfungsi mengatur dan memfasilitasi perdagangan aset kripto, kehadiran bursa ini juga diharapkan dapat menjadi platform edukasi dan promosi bagi para Pedagang Fisik Aset Kripto (PFAK).
Baca Juga: Pasar Kripto Volatile, Investor dapat Memanfaatkan Fitur Staking di Reku
BKN dengan potensi sebagai pusat informasi, memiliki potensi menjadi titik referensi bagi masyarakat Indonesia untuk mendalami lebih dalam tentang aset kripto.
“Kami berharap bahwa melalui kolaborasi dan inovasi yang berkelanjutan, bursa kripto dapat menjadi tempat yang terbuka bagi seluruh masyarakat, untuk memperoleh pengetahuan dan berbagi informasi tentang aset kripto serta ekosistemnya," pungkas Yudho.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News