kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tips memilih exchange kripto agar untung dan tak buntung


Kamis, 19 Juli 2018 / 22:23 WIB
Tips memilih exchange kripto agar untung dan tak buntung
ILUSTRASI. BBX Coin


Reporter: Petrus Dabu | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Exchange memiliki peran penting dalam transaksi jual beli crypto-asset atau cryptocurrency. Dia adalah perantara yang menghubungkan pembeli dan penjual. Analoginya, seperti perusahaan broker atau sekuritas dalam perdagangan saham.

Nah, di dunia sudah ada banyak exchange kripto. Lima yang terbesar yang memiliki volume perdagangan terbesar adalah Binance, OKEx, Huobi, Upbit dan Bitfinex. Tetapi perusahaan-perusahaan ini, dari namanya saja, sudah ketahuan bukan produk buatan Indonesia.

Di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa exchange kripto seperti Indodax, Rekeningku.com, Triv dan Tokocrypto. Ada juga, exchange asal korea yang baru beroperasi di Indonesia, namanya Coinone. Huobi yang merupakan exchange terbesar ketiga di dunia, juga sudah mengincar nasabah dari Indonesia.

Nah, dari sekian banyak exchange itu, sebagai investor atau calon investor, Anda bisa memilih salah satunya atau bahkan lebih dari satu agar Anda bisa melakukan jual beli kripto.

Pengamat kripto, Vinsensius Sitepu membagikan sejumlah tips kepada investor atau calon investor dalam memilih exchange yang baik agar Anda sebagai investor atau trader tidak buntung alias rugi dalam bertransaksi.

1. Banyaknya aset atau kripto

Khusus di Indonesia, tidak banyak bursa kripto (exchange) yang menawarkan beraneka kripto di sistemnya. Exchange yang menyediakan banyak kripto, tentulah pilihan terbaik. Itu artinya, exchange yang bersangkutan memiliki pengalaman dan sumber daya manusia dan teknologi yang mumpuni untuk menangani sekian banyak kripto.

“Itu bukan berarti kalau exchange yang hanya menawarkan dua atau empat aset bisa disebut tak bagus. Relatif sebenarnya,” ujar Vinsen.

2. Likuiditas

Likuiditas dalam hal ini adalah kemudahan dalam membeli dan menjual kripto/aset. Tingkat likuiditas yang tinggi bermakna ada banyak pembeli dan penjual di dalamnya. “Itu juga berarti Anda berpeluang mendapatkan harga jual dan beli yang bagus dan memastikan transaksi lebih cepat dilaksanakan,” ujarnya

3. Keamanan

Pastikan exchange yang Anda gunakan menggunakan wallet berjenis cold storage. Jenis wallet seperti ini, secara teknis adalah offline, karena tidak terkoneksi dengan jaringan internet. Artinya peretasan sangat sulit dilakukan. Oh ya, ada dua jenis wallet yaitu hot wallet dan cold wallet.

Hot wallet adalah tempat penyimpanan aset atau kripto yang terkoneksi dengan internet (online). Sebaliknya, cold wallet adalah tempat penyimpanan yang tidak terkoneksi sama sekali dengan internet.

Masih terkait keamanan, menurut Vinsen, exchange yang baik harus memiliki fitur 2-factor authentication (2FA), sebagai lapis kedua pengamanan setelah kata sandi ketika masuk ke akun dan melakukan transaksi penarikan (withdraw) dan pengiriman.

Selain itu, juga memiliki fitur e-mail encryption and verification, yang mengharuskan Anda mengonfirmasi setiap transaksi penarikan (withdraw) atau pengiriman.

4. Layanan pelanggan

Interaksi yang lekas dan cepat tanggap dari pengelola exchange adalah penting. Mereka harus memastikan segala permasalahan yang dihadapi pelanggan/investor selesai dengan cepat dan tepat.

5. Biaya transaksi

Besaran biaya transaksi juga harus dipertimbangkan. “Kisaran 0,3% hingga 1% saya kira masih masuk akal,” pungkas Vinsen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×