Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) berencana menggelar rights issue sebesar 5%. Tujuan dari aksi korporasi ini adalah untuk memperoleh insentif pajak dan sumber pendanaan untuk ekspansi.
Ahmad Rosidi, Direktur Keuangan TINS mengatakan, tahun ini perseroan menyiapkan dana sekitar Rp 1,4 triliun untuk belanja modal (capex). Namun, dana ini belum termasuk untuk investasi. "Kami butuh sekitar Rp 500 miliar sampai Rp 1 triliun untuk investasi," ujarnya, Selasa (25/3).
Dengan demikian, perseroan memerlukan dana maksimal hingga Rp 2,4 triliun. Ahmad mengatakan, 50% hingga 60% kebutuhan dana akan dipenuhi dari kas internal. Sedangkan sisanya dari sumber eksternal.
Berarti sekitar Rp 1,2 triliun dan Rp 1,44 triliun akan dipenuhi dari kas. Sedangkan, Rp 1 triliun-Rp 1,2 triliun sisanya akan dipenuhi dari luar kas. Nah, sumber eksternal ini salah satu pilihannya adalah melalui rights issue.
"Kami ingin mendapat tax insentif, jadi kami akan rights issue 5% supaya saham publik menjadi 40%," jelas Ahmad.
Ia mengaku, pihaknya belum mengajukan rencana ini ke Kementerian BUMN. Namun, targetnya, hal itu bisa terealisasi tahun ini juga. Per akhir Desember 2013, pemerintah menguasai 65% saham seri B TINS. Sisanya, 35% milik masyarakat.
Jika dihitung, 5% saham TINS setara dengan 251,65 juta saham. Harga rata-rata saham TINS dalam tiga bulan terakhir sekitar Rp 1.580 per saham. Jika asumsi ini digunakan, maka perolehan dana dari rights issue sekitar Rp 397,6 miliar.
Nah, opsi sumber pendanaan eksternal lainnya adalah pinjaman bank. "Sudah ada beberapa bank yang menawarkan, tapi kami belum memutuskan," tutur Ahmad.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, dana investasi yang dialokasikan tahun ini antara lain akan digunakan untuk akuisisi tambang batubara dan ekspansi Myanmar. Perseroan saat ini tengah melakukan due diligence untuk menambah kepemilikan tambang di Sumatera Selatan (Sumsel) dari 10% menjadi 70%.
Selain itu, TINS juga masih melakukan negosiasi untuk mengambil alih konsesi tambang di Kalimantan Timur (Kaltim). Ahmad bilang, ia belum bisa mengungkapkan nilai akuisisi kedua tambangnya tersebut. Adapun, untuk ekspansi Myanmar, perseroan akan mengeluarkan sekitar US$ 18 juta untuk tahap eksplorasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News