Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Helen mencermati, kenaikan COGS melampaui pertumbuhan pendapatan, yang mengakibatkan penurunan laba kotor sebesar 5,3% yoy menjadi Rp 5,6 triliun dan penurunan laba operasi sebesar 8,4% menjadi Rp 3,9 triliun.
Alhasil, laba bersih PTBA selama Januari – September terpantau turun 14,5% yoy menjadi Rp 3,2 triliun. Margin laba (NPM) juga turun menjadi 13%, dibandingkan dengan 15,7% per September 2023 lalu.
‘’Risiko potensial terhadap rekomendasi kami meliputi fluktuasi harga batubara dan kebijakan iklim yang terus berkembang,’’ imbuh Helen.
Analis Samuel Sekuritas Farras Farhan mencermati, kinerja PTBA cukup membaik di kuartal ketiga dengan produksi dan volume penjualan yang bertumbuh masing-masing menjadi 13,1 juta ton dan 9,6 juta ton.
Baca Juga: Cermati Sektor-Sektor Menarik di Musim Laporan Keuangan Kuartal III 2024
Moncernya produksi dan penjualan PTBA tersebut mendorong pendapatan naik 7,6% qoq dan 24% yoy menjadi Rp 11 triliun di kuartal ketiga.
Namun, EBITDA menghadapi tekanan pada kuartal ketiga, terutama disebabkan oleh peningkatan pemindahan Overburden (OB) menjadi 86 Mt, sehingga mengerek naiknya rasio pengupasan menjadi 6,1 kali.
PTBA juga tertekan kerugian valuta asing sebesar -Rp 236,1 miliar yang berasal dari kas dolar AS, memberikan tekanan tambahan pada laba.
Menurut Farhan, pasokan domestik di China yang kuat mungkin akan mengurangi permintaan terhadap ekspor batubara PTBA.
Selain itu, peningkatan ketersediaan sumber daya alternatif, serta penurunan konsumsi daya untuk AC di India selama musim hujan, dapat melemahkan permintaan batubara secara keseluruhan.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Bukit Asam (PTBA) dari Analis Berikut
Di lain sisi, PTBA punya peluang peningkatan laba masa depan dari adanya implementasi skema MIP batubara. Skema MIP dinilai akan menguntungkan pemain batubara dengan penjualan domestik yang tinggi seperti PTBA.
‘’Kinerja pasar yang buruk baru-baru ini turut menjadi peluang untuk investor membeli PTBA,’’ kata Farras dalam riset 4 November 2024.
Untuk rekomendasi, Farras meningkatkan peringkat untuk PTBA dari sebelumnya Hold menjadi Buy dengan target harga sebesar Rp 3.200 per saham. Kalau Helen masih menyarankan Hold untuk PTBA dengan target harga Rp 2.900 per saham.
Sementara itu, Nafan menyarankan Accumulate untuk PTBA dengan target harga Rp 3.490 per saham.
Selanjutnya: WOM Finance Salurkan Pembiayaan Motor Listrik Sebesar Rp 577 Juta hingga November
Menarik Dibaca: Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Pantau Kepatuhan Kewajiban Uji Emisi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News