kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tingkatkan likuiditas perdagangan, BEI godok aturan market maker


Jumat, 10 Januari 2020 / 23:10 WIB
Tingkatkan likuiditas perdagangan, BEI godok aturan market maker


Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan tengah menyusun regulasi mengenai market maker. Adapun market maker merupakan pihak yang ditunjuk oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk selalu menyediakan kuotasi bid dan offer dalam jumlah yang memadai. 

"Bursa akan mengeluarkan list emiten yang boleh di-market maker-kan, jadi ini harus memenuhi syarat-syarat tertentu," kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jumat (10/1).

Baca Juga: BEI: Saham gorengan tidak pengaruhi minat investor asing

Adapun market maker ini ditujukan untuk emiten yang secara fundamental bagus tetapi tidak likuid. Jumlah emitennya diperkirakan tidak akan banyak, sekitar 20 hingga 40 perusahaan. 

Saham emiten akan ditawarkan kepada broker, tentu saja dengan hak dan kewajiban yang musti dipenuhi. 

BEI lah yang akan  menentukan siapa dan bagaimana saham yang masuk dalam market maker. Sejauh ini aturannya masih digodok bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ditargetkan aturan paling cepat akan selesai  awal semester II 2019. 

Di negara-negara lain aturan mengenai market maker telah ditentukan sehingga tidak sulit bagi BEI untuk mencari referensinya. 

Baca Juga: BEI: Ada 41 saham yang diduga saham gorengan

Diharapkan, adanya market maker ini dapat meningkatkan likuiditas serta kualitas perdagangan. Sehingga, pada akhirnya bisa mengerek jumlah investor di pasar modal. 

Asal tahu saja, di tahun 2020 ini BEI menargetkan pertumbuhan jumlah investor sebesar 20% hingga 25%. Untuk rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) dibidik hingga Rp 9,5 triliun, naik 4,3% dari tahun 2019 yang sebesar Rp 9,1 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×