kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Timah (TINS) bangun smelter baru berteknologi ausmelt


Rabu, 22 Januari 2020 / 09:30 WIB
Timah (TINS) bangun smelter baru berteknologi ausmelt
ILUSTRASI. Open pit tambang timah milik PT Timah Tbk


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk akan mengembangkan teknologi terbaru dalam pengolahan dan pemurnian mineral yakni mengolah ore timah kadar rendah dengan menggunakan teknologi EPCC TSL Furnace Ausmelt 40.000 crude tin yang dibangun di Muntok Bangka Barat. 

Pembangunan tanur pengolahan pemurnian dengan kapasitas 40.000 ton ini akan dikerjakan oleh PT Wijaya Karya Tbl (WIKA) yang pembangunannya bakal dimulai dalam waktu dekat. 

Langkah pembangunan tanur baru dengan teknologi terbaru ini sebagai upaya perusahaan yang memiliki kode emiten TINS ini untuk mengolah cadangan tambang perusahaan di masa mendatang.  Sebagaimana diketahui cadangan timah terus berkurang setelah ditambang sejak ratusan tahun lalu. 

"Hari ini kami sudah kick off meeting dengan WIKA untuk pengerjaan proyek EPCC TSL Furnace Ausmelt 40.000 crude tin yang nantinya akan dilanjutkan dengan ground breaking pada 30 Januari ini," kata Direktur Operasi dan Produksi TINS Alwin Albar seperti dikutip dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (21/1). 

Baca Juga: Simak rekomendasi analis untuk Timah (TINS)

Lebih lanjut Alwin bilang, jika hanya mengandalkan teknologi yang ada saat ini dengan kondisi cadangan timah aluvial yang sudah berkurang dikhawatirkan ke depan menjadi tidak ekonomis lagi.  Dengan teknologi terbaru ini nantinya, bisa beroperasi untuk deposit ore timah batuan inti (primary rock) namun dengan kadar timah yang lebih rendah.

"Kami bangun ini karena masa depan mineral lebih sulit, kalau dulu Indonesia kaya sekali ini di permukaan saja ada timah. Tapi sekarang kondisi tidak sebanyak dulu. TINS mempersiapkan ini untuk mengolah mineral yang dari batuan, " kata dia. 



TERBARU

[X]
×