Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Edy Can
JAKARTA. Penjamin emisi penawaran saham perdana publik PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) sedang bernegosiasi dengan sejumlah investor lokal dan asing. Negosiasi ini untuk menjual sisa saham maskapai nasional tersebut.
Para penjamin emisi tersebut berharap bisa melepas sisa saham GIAA itu sebelum tutup buku 2011. Para penjamin emisi itu yakni Bahana Securities, Mandiri Sekuritas dan Danareksa Sekuritas.
Ketiga penjamin emisi itu terpaksa mengambil saham IPO GIAA yang tidak terserap pasar. Totalnya mencapai 3,008 miliar saham atau setara dengan Rp 2,25 triliun. Berarti, masing-masing sekuritas mendapat jatah sekitar satu miliar saham.
Deputi Bidang Usaha Jasa Kementerian BUMN Parikesit Suprapto mengatakan, para calon pembeli saham GIAA itu tidak hanya pemodal tetapi juga institusi keuangan asing. "Mereka sedang negosiasi harga," ujarnya kepada KONTAN beberapa waktu lalu.
Sayang, Parikesit mengaku tidak ingat siapa saja investor-investor asing tersebut. Yang jelas, dia mengatakan, ketiga penjamin emisi itu memiliki beberapa opsi untuk menawarkan saham GIAA itu. Pilihan itu antara lain menerbitkan obligasi tukar (convertible bonds) atau jual putus.
Pada mekanisme obligasi tukar, ketiga sekuritas BUMN itu nantinya akan menerbitkan obligasi. Nilainya setara dengan proyeksi harga GIAA di level tertentu untuk beberapa tahun ke depan dengan bunga yang telah ditetapkan. Saat jatuh tempo, sekuritas akan membayar pokok obligasi dengan saham GIAA.
Sedangkan dengan jual putus, para JLU akan menjual kepada investor di level harga tertentu yang disepakati. Parikesit bilang, hingga saat ini belum ada kesepakatan harga. Namun, ia mengatakan, sangat mungkin melepas saham GIAA di bawah harga perdananya.
Parikesit mengatakan, opsi-opsi itu merupakan upaya restrukturisasi pelepasan saham GIAA. Dengan demikian, dia mengatakan, para penjamin emisi tersebut tidak perlu menjual saham GIAA di pasar yang berpotensi menimbulkan kerugian lebih besar.
Sekedar menyegarkan ingatan, ketika saham GIAA dilepas ke pasar harganya langsung menukik. Dari harga penawaran perdana sebesar Rp 750 per saham langsung terjun. Pada penutupan pasar Senin (26/9), harga saham GIAA berada di level Rp 450 per saham.
Direktur Utama Bahana Securities Eko Yuliantoro belum mau blak-blakan mengenai restrutkruisasi yang dilakukannya.
"Sedang kami kerjakan apa yang cocok buat Bahana," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News