kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tiga MTN ramaikan pasar obligasi korporasi


Sabtu, 10 Desember 2016 / 13:30 WIB
Tiga MTN ramaikan pasar obligasi korporasi


Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Jelang tutup tahun, pasar surat utang korporasi masih ramai. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, ada tiga medium term notes (MTN) yang terbit selama Desember 2016.

Pertama, PT Indosurya Inti Finance yang merilis MTN ISIF VII Tahun 2016, dengan nilai pokok Rp 39,20 miliar dan bertenor 12 bulan. MTN ini menawarkan bunga sebesar 10,25% per tahun dan pembayaran bunga pertama dijadwalkan 5 Maret 2017.

Kedua, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XIII yang menerbitkan MTN IV PTPN XIII Tahun 2016, dengan jumlah pokok Rp 350 miliar. Surat utang jangka menengah ini bertenor dua tahun dan kedaluwarsa pada 5 Desember 2018. Tingkat bunga dipatok 10,50% per tahun dan dibayarkan setiap triwulan. Pembayaran bunga pertamanya dijadwalkan 5 Maret 2017.

Ketiga, MTN Koperasi Arta Sarana Jahtera I Tahun 2016, dengan nilai pokok Rp 66 miliar dan bertenor dua tahun. Surat utang ini jatuh tempo 7 Desember 2018. Tingkat bunganya 11,77% per tahun yang dibayarkan secara tahunan. Bunga pertama akan dibayar pada 7 Desember 2017.

Yudistira Slamet, Head of Debt Research Danareksa Sekuritas, menilai, ketiga MTN ini diburu investor dengan tawaran yield cukup tinggi. "Karena sudah akan tutup buku, bargaining power investor kuat," kata dia.

Apalagi, menjelang akhir tahun investor mulai memperhitungkan hasil portofolionya. Dia melihat MTN terbitan PTPN XIII lebih dilirik karena emiten ini perusahaan pelat merah. "Meski kadang tak terlalu berpengaruh, apakah korporasi itu BUMN atau bukan. Karena MTN tidak likuid, pasti investor meminta yield  tinggi," ujar Yudistira.

Beben Feri Wibowo, Senior Research & Analyst Pasar Dana, berpendapat, kondisi fundamental emiten obligasi menjadi salah satu kunci. "Kondisi fundamental emiten yang sehat dibarengi kondisi ekonomi yang terus tumbuh akan berpengaruh pada tingkat risiko," terang dia.

Yudistira menimpali, hal penting bagi investor sebelum mengoleksi MTN adalah memastikan jejak keuangan si emiten. "Lihat profitabilitasnya, apakah stabil atau tidak," imbuh Yudistira. Jika keuangan tak stabil, potensi gagal bayar pun makin tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×