Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten bakal menawarkan saham dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Emiten-emiten ini antara lain PT Majapahit Inti Corpora Tbk (AKSI), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), dan PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST).
Dalam keterbukaan yang dipublikasikan Jumat (20/12), emiten berkode saham FAST ini akan menerbitkan saham maksimum 350 juta saham. Jumlah saham yang akan diterbitkan tersebut bergantung pada keperluan dana Perseroan dan harga pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas l.
“Rights issue ini untuk mempersiapkan ekspansi di tahun-tahun mendatang dan renovasi resto-resto lama yang sekarang sudah mencapai 750, kemudian juga investasi restoran untuk digital, sehingga KFC menjadi resto digital friendly,” kata Justinus Dalimin Juwono, Direktur FAST saat dihubungi Kontan.co.id Jumat (20/12).
Baca Juga: Siapkan Belanja Modal US$ 430 Juta, Ini yang akan Dilakukan Chandra Asri (TPIA)
Secara keseluruhan, pada tahun depan FAST menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebanyak Rp 400 miliar hingga 450 miliar yang akan dialokasikan untuk membuka 25 gerai besar dan sisanya gerai kecil seperti KFC Box.
Sementara itu, AKSI itu akan menawarkan sebanyak-banyaknya 26,78 miliar saham baru. Selanjutnya dana dari rights issue nantinya akan dimanfaatkan untuk pengembangan bisnis.
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) juga berencana menerbitkan 7,16 miliar saham. Apabila TPIA mengeksekusi rights issue menggunakan harga Senin (23/12), di level Rp 10.475 per saham, perusahaan akan memperoleh dana sebesar Rp 7,5 triliun.
Dalam catatan Kontan.co.id, TPIA akan menggunakan dana tersebut untuk investasi pembangunan pabrik Chandra Asri Perkasa 2 (CAP 2). Perusahaan membutuhkan dana sekitar US$ 5 miliar untuk membangun pabrik ini dan sekarang prosesnya dalam tahap seleksi calon investor strategis.
Dari sebelumnya ada empat calon, jumlahnya kini mengerucut jadi dua calon, yakni Mubadala Investment Co. dan OMV Aktiengesellschaft.
Baca Juga: Rights Issue 27 Miliar Saham, Majapahit Inti (AKSI) Peroleh Restu Pemegang Saham
Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai investor bisa saja mengambil bagian dari aksi rights issue tiga emiten tersebut. Namun, ia menyarankan investor untuk tetap memperhatikan valuasi dari perusahaan.
“Lebih baik lihat dulu, nanti ketika mendekati cum di harga berapa dan valuasinya seperti apa, mengingat valuasi dari ketiga emiten itu tergolong premium,” ujarnya Selasa (24/12).
Dia mengatakan dari ketiga saham tersebut, TPIA dan AKSI terbilang positif lantaran kepemilikan saham publik masih di bawah 10%. Untuk investor yang ingin meraih cuan masih ada peluang menjelang hingga harga cumdate mengalami kenaikan.
“Karena biasanya harga pelaksanaan di bawah harga pasar agar bisa terserap oleh pasar. Kecuali ada standby buyer,” tambahnya.
Baca Juga: Rights issue Chandra Asri Petrochemical (TPIA) untuk mega proyek CAP 2
Lebih lanjut ia menuturkan ketiga saham yang akan melakukan rights issue menarik untuk dieksekusi lantaran tujuan dari penggunaan dana untuk ekspansi bisnis dengan harapan ke depannya kinerja masing-masing emiten menjadi lebih baik dan valuasinya bakal terlihat murah.
Meski begitu, Sukarno merekomendasikan investor untuk wait and see saham TPIA lantaran harganya sudah tinggi serta adanya potensi calon investor strategis untuk menyerap rights issue tersebut.
Sementara untuk prospek ke depannya, ia melihat saham FAST bisa menjadi pilihan lantaran perusahaan akan melakukan ekspansi dengan menambah gerai untuk menggenjot pendapatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News