Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah untuk membentuk holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Konstruksi dan Infrastruktur, dianggap mampu memberikan lebih banyak dampak positif bagi kinerja perusahaan perusahaan yang tergabung di dalamnya. Beberapa di antaranya yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
Direktur Operasi II ADHI Pundjung Setya Brata mengatakan, berdasarkan kajian pemerintah, langkah holding dinilai mampu memperkuat permodalah perusahaan perusahaan infrastruktur dan konstruksi yang tergabung. "Diharapkan dari kajian pemerintah tersebut, holding akan bagus (dampaknya) bagi anggota anggotanya," kata Pundjung kepada Kontan.co.id, Jumat (1/2).
Bahkan, dalam 3 hingga 5 tahun ke depan pembentukan holding bisa memberikan feeding konstruksi, khususnya bagi anggota holding. Dia mencontohkan, untuk proyek pembangunan tol, saat ini hanya dikelola oleh tiga perusahaan yakni Hutama Karya, Jasa Marga dan Waskita Karya, di mana ke depannya akan ada lebih banyak perusahaan anggota holding bisa ikut terlibat dalam pembangunan tersebut. "Ini semacam value chain jadi satu, dari sisi kapasitas equity-nya juga lebih besar, begitu juga kemampuan leverage," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Operasi I WSKT Didit Oemar Prihadi optimistis dalam waktu 3 hingga 4 tahun ke depan, aksi holding akan memberikan pengaruh positif bagi kinerja perusahaan anggota. "Kalau sekarang enggak ada pengaruh (ke bisnis WSKT), masih seperti sekarang, hanya saja kepemilikannya dipegang Hutama Karya," ungkap Didit.
Lewat Holding Konstruksi dan Infrastruktur, Direktur Keuangan ADHI Entus Asnawi M mengatakan kinerja emiten tersebut justru akan semakin banyak. Bahkan, beberapa proyek turut menjadi incaran ADHI, seperti pembangunan Tol Trans Sumatera, di bidang energi seperti pekerjaan EPC dan beberapa proyek power plant lainnya.
"Yang sekarang kita kerjakan kan proyek Sigil Banda Aceh. Kalau yang ditengah (Sumatera) ada (proyek tol) Medan Pekanbaru, itu juga sudah ada WIKA dan PTPP yang kerjakan. Kalau Hutama Karya kan sementara di Sumatera," ungkapnya.
Sebagai informasi, dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) hari ini (1/2), WSKT sukses mengantongi kuorum 78,15% dan ADHI kantongi kuorum 76,7% untuk melakukan penggabungan perusahaan ke depannya.
Nantinya, kedua emiten tersebut bakal melepas statusnya sebagai perseroan dan menjadi bagian dari holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Konstruksi dan Infrastruktur di bawah induk holding PT Hutama Karya (HK).
Pengalihan kepemilikan tersebut merupakan tindakan pemerintah yang akan dituangkan dalam PP terkait penyertaan modal negara. Selain itu, perubahan anggaran akan efektif jika Akta Pengalihan Saham Perseroan milik negara ke dalam Modal Saham HK, berdasarkan ketentuan perundang undangan. Meskipun akan dilakukan pengalihan saham WSKT ke HK, pemerintah akan tetap memiliki pengendalian baik langsung maupun tidak langsung di Perseroan.
Pengendalian langsung akan dilaksanakan melalui kepemilikan 1 saham Seri A Dwiwarna pada Perseroan, dan pengendalian secara tidak langsung akan dilaksanakan melalui kepemilikan 100% saham pada HK yang akan menjadi pemegang saham Seri B terbanyak pada Perseroan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News